TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyayangkan deklarasi dukungan terhadap Prabowo yang dilakukan Golkar dan PAN di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Ahad lalu. Kata Hasto, langkah tersebut tidak etis karena museum itu bagian dari tempat sakral.
"PDI Perjuangan berharap agar ini menjadi pelajaran yang baik untuk kita tidak menggunakan tempat-tempat yang sakral, tempat-tempat yang sangat bersejarah itu untuk politik praktis," kata Hasto saat ditemui di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung Raya, Jakarta, Kamis, 17 Agustus 2023.
Hasto mengimbau politikus untuk berpolitik menaati aturan main. "Ketika dalam proses saja sudah melanggar UU, bagaimana nanti? Maka ini sangat disesalkan," ujar dia.
Menurut Hasto, Museum Perumusan Naskah Proklamasi memiliki marwah. Seharusnya, kata dia, museum itu dijadikan tempat menggelorakan semangat kemerdekaan, bukan kepentingan kekuasaan.
Sebelumnya, deklarasi dukungan terhadap Pranbowo untuk Pilpres 2024 oleh Golkar dan PAN dilakukan di Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Prabowo menjelaskan alasannya memilih museum tersebut.
“Kenapa tempat ini ya kita cari beberapa tempat, dan ini keputusan agak singkat ya ternyata diambil kesimpulan bahwa di sinilah tempat yang paling baik karena membawa suatu aura perjuangan,” ujar Prabowo, Ahad, 13 Agustus 2023.
Alasan lainnya, kata Prabowo, adalah karena terdapat spirit perjuangan dari tiga patung di belakangnya (patung lilin tiruan tokoh bangsa perumus naskah proklamasi, yakni Ir. Sukarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Ahmad Soebardjo). Sembari menunjuk ke belakang, dia menyebut semua yang di sana seperti dikawal oleh patung-patung tersebut.
"Walaupun ini hanya katakanlah suatu lambang, patung itu seolah-olah mengingatkan kita bahwa kita tidak boleh bertindak gegabah, kita tidak boleh bertindak seenaknya, dan kita jangan bertindak atas nama kepentingan kita,” ujar Prabowo.
Pilihan Editor: Bingung Disebut Sebagai Lurah, Jokowi: Saya Presiden RI