TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Rocky Gerung dipolisikan Relawan Jokowi gara-gara menyebut sosok presiden itu sebagai bajingan yang tolol dalam sebuah video. Pernyataan itu viral di media sosial dan dinilai sebagai bentuk penghinaan terhadap sosok presiden. Rocky Gerung menanggapi laporan tersebut dengan santai.
“Ya bagus, itu hak mereka buat melaporkan,” ucap Rocky Gerung kepada awak media di Gedung Siti Walidah Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Rabu, 2 Agustus 2023.
Membahas soal kata “bajingan”, apa sebenarnya makna kata yang sering dianggap sebagai umpatan ini?
Menurut Rocky Gerung, lontaran kata yang ia pakai menggunakan kata bajingan untuk mengkritik Jokowi selaku pemerintah dan pejabat publik adalah wajar. Ia mengungkapkan penggambarannya yang spesifik pada kata ‘bajingan’ merupakan kritikan dari warga negara kepada pimpinannya. Menurutnya, ucapan yang disampaikan oleh oposisi harus jujur. Karenanya, tanpa tedeng aling-aling dia menyebut Jokowi sebagai bajingan yang tolol.
“Hal yang biasa itu. Ucapan yang dibutuhkan oleh oposisi adalah ucapan secara jujur. Saya ucapkan secara jujur. Jadi apa yang diperkarakan kepada saya? Yang terjadi justru negara memanfaatkan kejengkelan publik yang dibuat-buat,” kata Rocky.
Baca juga:
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut partainya melayangkan protes keras kepada Rocky Gerung atas pernyataannya mengenai Jokowi. Menurut Hasto, Rocky telah menggunakan kata-kata di luar kepantasan untuk menyerang martabat dan kehormatan Presiden. Dia menyebut Rocky secara sadar sedang berupaya menghasut publik dengan diksi yang menghina, tendensius, dan nirbudi pekerti.
“Kami menilai pernyataan bahwa Presiden itu sebagai ‘baji*gan yang tolol’ adalah puncak kerusakan akhlak, degradasi nalar dan kemandulan akal sehat,” kata Hasto dalam keterangannya, Senin, 31 Juli 2023.
Arti bajingan menurut Rocky Gerung
Menurut Rocky Gerung, kata bajingan yang dirujuknya kepada Jokowi merupakan akronim dari Bahasa Jawa yaitu “Bagusing jiwo angen-angening pangeran” yang disingkat menjadi kata “Bajingan”. Kalimat tersebut ternyata memiliki artian bagus, yaitu “Baiknya jiwa adalah harapan Tuhan.”. Secara antropologi, kata Rocky, kata bajingan ditujukan untuk para kusir gerobak sapi. Mereka, selain membantu distribusi pangan, pada zaman peperangan ikut menyembunyikan para pejuang di bawah jerami.
“Jadi kusir dokar itu disebut bajingan karena dia berbuat baik kepada manusia. Karena itu disayang Tuhan. Yang ketika kemerdekaan, si bajingan ini menyembunyikan pejuang kita di bawah jerami, makanan sapi itu,” katanya.
Seiring berjalanya waktu, konotasi kata bajingan menjadi negatif. Banyak versi yang menjelaskan sebab kata ini jadi ungkapan untuk mengumpat. Sebuah versi menjelaskan bahwa kata “Dasar bajingan!” dilontarkan oleh para penumpang dokar sapi yang kesal menunggu para bajingan lantaran sapinya berjalan lambat. Ungkapan itu dituturkan dengan perasaan jengkel sehingga terkesan seperti mengumpat.
Ada juga versi lain yang menyebutkan kata bajingan digunakan konteks geopolitik merujuk kepada pendukung Tiongkok Beijing dan Partai Komunis Tiongkok yang berkaitan dengan Tiongkok Beijing pada masa pemerintahan Presiden Suharto.
Dewasa ini, Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI mendefinisikan kata bajingan sebagai penjahat atau pencopet, juga ungkapan yang berkaitan dengan kata makian yang bermakna kurang ajar. Dalam buku "Mengulas yang Terbatas, Menafsir yang Silam" karya Mahasiswa Prodi Sejarah Universitas Sanata Dharma 2015, bajingan dalam KBBI merujuk kepada kata dasar bajing yang berarti tupai, yakni binatang pengerat yang sering mencuri kelapa dan dianggap sebagai pengganggu masyarakat.
Kata bajing kemudian diturunkan menjadi kata bajingan untuk menggambarkan sifat jahat dari seseorang yang menjadi sumber keresahan lingkungan masyarakat.
Lain lagi di Temanggung, Jawa Tengah, penyebutan satu kuliner dengan nama bajingan. Namanya memang terkesan seperti umpatan, tetapi makanan berjuluk bajingan benar-benar ada. Sampai sekarang, belum ada yang bisa menjelaskan mengapa nama makanan ini bajingan.
Meski jadi makanan khas Kabupaten Temanggung, Anda tetap bisa menemukan Bajingan di kota-kota lainnya. Di Yogyakarta, misalnya.
Bajingan terkenal dengan rasa manisnya yang memberi kelezatan. Dilansir dari artikel "Kuliner ing Tlatah Temanggung" karya Devi Puji Lestari di laman.temanggungkab.go.id, makanan ini terbuat dari singkong yang dipotong kecil-kecil. Lalu, potongan-potongan singkong itu direbus dengan gula merah dan santan kental. Dari gula merah dan santan inilah bajingan memiliki rasa manis gurih yang sedap.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | SEPTIA RYANTHIE
Pilihan Editor: Rocky Gerung: Saya Tidak Menghina Jokowi sebagai Individu