TEMPO.CO, Jakarta - Tim Gabungan Aremania (TGA) akan memenuhi undangan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dalam menindaklanjuti penanganan korban Tragedi Kanjuruhan pada Senin, 24 Juli 2023 di Jakarta. Undangan tersebut merupakan koordinasi dan diskusi kelompok terarah (focus grup discussion) yang diinisiasi oleh Komnas HAM.
TGA mengirimkan tim investigasinya sebagai kelompok kerja independen untuk menghadiri acara tersebut dalam mencapai upaya penyelesaian Tragedi Kanjuruhan secara adil dan transparan. "Selain menyampaikan laporan mengenai upaya pemulihan para korban, kami juga mengirimkan kelompok kerja kami (tim investigasi), untuk meneruskan dan menyampaikan harapan para keluarga korban yang masih belum mendapatkan perhatian serta penangan secara layak dan manusiawi" kata Koordinator Tim Gabungan Aremania Dyan Berdinandri dalam siaran rilisnya, Senin, 24 Juli 2023.
TGA meminta Pemerintah Indonesia untuk lebih serius lagi dalam menangani serta memperhatikan masalah tersebut. Hal ini sebelumnya telah disampaikan oleh TGA dalam memberikan pernyataannya terkait pembatalan status tuan rumah Piala Dunia U20 di Indonesia oleh FIFA. TGA berkomentar seharusnya Indonesia lebih tegas dan berkomitmen penuh untuk lebih dulu menjamin serta menjalankan proses hukum terkait Kanjuruhan.
"Bagi kami ini sudah bukan persoalan sepak bola atau suporter semata. Ini adalah tragedi kemanusian yang memberikan dampak buruk bagi kita semua secara umum, khususnya bagi masyarakat Malang Raya" ujar Dyan.
Tragedi 1 Oktober 2022 Kemanusian Kanjuruhan telah meninggalkan luka dan kenangan pahit yang mendalam khususnya bagi masyarakat Malang. Tragedi Kanjuruhan telah memakan 135 korban jiwa. Peristiwa itu bermula ketika polisi menembakkan gas air mata kepada Aremania setelah laga pertandingan Arema Vs Persebaya Surabaya dalam laga lanjutan Liga 1 2022.
TGA menegaskan senantiasa menyuarakan keadilan bagi para korban serta keluarganya. Aremania menuntut pertanggungjawaban negara dan mendesak perhatian global. "Serta mencegah tragedi tersebut terjadi kembali di masa depan," ucap Dyan.
TGA juga mengajak seluruh elemen masyarakat baik individu maupun kelompok, serta seluruh organisasi di dunia untuk mendukung upaya mewujudkan Kanjuruhan Memorial (Monumen Peringatan Tragedi) sebagai dedikasi terhadap para korban. Monumen ini juga sebagai pengingat tragedi tersebut agar tidak terulang kembali.
Akhmad Riyadh
Pilihan Editor: ICW Ungkap Pengadaan Perlengkapan Gas Air Mata Polri yang Diduga Kemahalan