TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mewanti-wanti soal dampak musim kemarau akibat El Nino pada pada melambatnya pertumbuhan ekonomi pada pertengahan 2023. Wejangan ini Jokowi sampaikan dalam Rapat Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin, 3 Juli 2023 yang dihadiri seluruh menteri hingga kepala lembaga.
"Meskipun riil kita sudah bangun ribuan, lebih dari 5.000 embung, bendungan juga sudah selesai 38, akan selesai menjadi 61 tahun depan, tapi tetap ini harus urusan pasokan air di embung dan bendungan betul-betul harus dikelola dengan baik dan juga potensi terjadinya karhutla dan lahan," ujar Jokowi dalam arahannya, Senin, 3 Juli 2023.
Jokowi juga meminta agar stabilitas ekonomi dipertahankan jelang Pemilu 2024. Ia meminta agar persaingan politik yang mulai memanas tidak menganggu program pemerintah. "Kawal terus penyelesaian non-yudisial pelanggaran HAM berat masa lalu, dan lakukan pemulihan keamanan di Papua secepatnya khususnya di Nduga, Intan Jaya, dan kabupaten lainnya," ujar Jokowi.
Dalam rapat tersebut, Jokowi meminta para menterinya berhati-hati terhadap kemungkinan perlambatan ekonomi global pada pertengahan 2023. Meski begitu, Jokowi mengklaim pada Laporan Semester 1 APBN 2023 pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5 persen.
Hal ini membuat Bank Dunia kembali memasukan Indonesia dalam growth upper middle income countries per juli 2023. Selain itu, Jokowi mengklaim proses pemulihan ekonomi Indonesia terbilang cepat setelah sempat turun ke growth lower income countries pada 2020 karena pandemi.
"Meski demikian, situasi yang kita hadapi di paruh kedua 2023 ini tidak mudah dan kita harus mewaspadai beberapa hal, lingkungan global yang masih tidak stabil pertama. Kemudian ketegangan geopolitik yang masih berlangsung, ini berimbas pada pertumbuhan ekonomi dan aktivitas perdagangan yang melemah kelihatan ekspor kita menurun," kata Jokowi.
Jokowi menjelaskan prediksi perlambatan ekonomi juga dikeluarkan berbagai lembaga internasional. Seperti misalnya IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global pertengahan tahun 2023 hanya 2,8 persen, lalu World Bank 2,1 persen, dan OECD 2,6 persen.
Selain meminta mewaspadai pertumbuhan ekonomi yang melambat, Jokowi juga mewanti-wanti terjadinya kenaikan tingkat suku bunga yang berimbas terhadap tingginya angka inflasi. "Kemudian kalau kita lihat fragmentasi perdagangan global yang menghambat kerja sama multilateral hingga berbagai indikator dini untuk konsumsi dan produksi, menujukan situasi mixed yang cukup positif, namun juga ada yang melemah. Ini juga kita harus melihat secara hati-hati," kata Jokowi.
Pilihan Editor: Jokowi Sentil Kemenhan, Kejagung, hingga Polri Soal Anggaran Belanja Jumbo dan Perawatan Tinggi