Aksi blusukan tersebut diunggah Ganjar di media sosialnya. Netizen justru merisak capres dari PDIP tersebut karena dinilai mengurusi masalah daerah lain. Ganjar pun mengaku heran atas hal tersebut.
"Kemarin saya datang ke salah satu pasar (di Jakarta Utara) saya telepon pak Gubernur DKI, saya telepon pak Sekda DKI yang kebetulan dua-duanya saya kenal, terus diupload, kok di-bully ya?," kata Ganjar kepada wartawan.
Padahal, kata Ganjar, dirinya hanya ingin menyampaikan pesannya kepada pimpinan daerah setempat saat melakukan blusukan.
"Padahal saya ingin menyampaikan saja dan itu saya lakukan di mana pun termasuk ketika kemarin ketika para pedagang bakso datang ke Semarang dan kemudian ada problem PPIRT (Produksi Pangan Industri Rumah Tangga) di Bekasi dan saya telepon Wali Kota Bekasi," kata Ganjar.
Ganjar mengatakan, saling telepon antar kepala daerah merupakan hal yang wajar dilakukan. "Saya juga sering diteleponi para kepala daerah, itu sesuatu yang biasa," kata Ganjar.
Namun, lanjut Ganjar, telepon antar kepala daerah tersebut menjadi isu menarik untuk dibahas ketika menjelang kontestasi pesta demokrasi. "Menjadi sensi ketika kemudian akan ada kontestasi. selalu saja," kata Ganjar.
Ganjar Pranowo menjelaskan, maksud dirinya langsung menelpon Pj Gubernur DKI Jakarta dan Sekda DKI Jakarta itu untuk mengedukasi masyarakat.
"Saya hanya ingin menyampaikan saja yang pertama kalau ada problem ada loh cara berkomunikasi kepada pemerintah, sistemnya ada, mekanismenya ada, itu edukasi kepada masyarakat betapa pentingnya sebenarnya politik itu," kata Ganjar.