Pantun Butet
Saat tampil dalam acara puncak Bulan Bung Karno, Butet menyatakan pantunnya memang bermuatan politis. Awalnya, dalam pantun itu, sindiran terkait penjegalan Komisi Pemberantasan Korupsi turut termuat.
“Ya, begitulah kalau otaknya pandir. Pepes ikan dengan sambal terong, semakin nikmat tambah daging empal. Orangnya diteropong KPK karena nyolong, eh kok koar-koar mau dijegal,” kata Butet di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu, 24 Juni 2023.
Kendati Butet tidak mengungkapkan secara eksplisit sosok yang dimaksud, sindiran terhadap capres pandir ini mengarah pada capres usungan Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mengusung Anies Baswedan.
Koalisi ini digawangi oleh Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam beberapa kesempatan mengangkat isu soal penjegalan Anies.
Butet kemudian melanjutkan pantunnya dengan menyinggung jagoan Presiden Jokowi, yakni sosok yang berambut putih. Dalam bait selanjutnya, Butet menyinggung ihwal capres yang hobi menculik.
“Jagoan Pak Jokowi rambutnya warna putih, gigih bekerja sampai jungkir balik. Hati seluruh rakyat Indonesia pasti akan sedih, jika kelak Presiden hobinya kok menculik,” kata dia.
Terkait capres yang hobi menculik ini disebut-sebut mengarah pada capres usungan Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Isu ihwal dugaan pelanggaran HAM berat pada kerusuhan Mei 1998 kerap mencuat saat Menteri Pertahanan itu maju Pilpres pada 2014 dan 2019 lalu.
Di akhir pantun, Butet menyebut ihwal pemimpin bermodal transaksional. Menurut dia, hal itu tidak bisa dijadikan tauladan. “Ini yang terakhir. Cucu komodo mengerek kadal. Tak lezat walau pakai santan. Kalau pemimpin modalnya cuma transaksional, dijamin bukan tauladan,” kata Butet di hadapan ribuan kader PDIP yang hadir di acara puncak peringatan Bulan Bung Karno itu.
Pilihan Editor: Pantun Butet Kartaredjasa Sindir Presiden Hobi Menculik, Gerindra: Kami Balas dengan Kebaikan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.