TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi mengakui sengaja tidak mengundang Surya Paloh dalam pertemuan bersama para Ketum partai politik koalisi pemerintah. Alasannya karena NasDem sudah punya koalisi sendiri, yaitu Koalisi Perubahan bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera.
"Kita bicara apa adanya ya," kata Jokowi usai mengunjungi Mal Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis, 4 Mei 2023.
Jokowi mengatakan enam partai yang hadir di Istana Negara pada Selasa lalu juga ingin membangun kerja sama politik yang baik. Adapun para parpol itu disebut-sebut tengah berproses membentuk Koalisi Kebangsaan alias koalisi besar.
"Mestinya ini kan memiliki strategi besarnya apa, ya masa yang di sini (NasDem) tahu strateginya, dalam politik itu wajar-wajar saja, biasa," kata Jokowi.
JK sebut Jokowi mestinya contoh Mega dan SBY
Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla alias JK mengatakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi mestinya mencontoh Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY. Pernyataan JK ini dilontarkan menanggapi tidak diundangnya Partai NasDem oleh Jokowi dalam acara pertemuan ketua umum parpol koalisi pemerintah di Istana Negara pada Selasa malam, 2 Mei 2023.
“Menurut saya, Presiden itu seharusnya seperti Bu Mega dulu, SBY,” kata JK di kediamannya di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu, 6 Mei 2023.
Tak perlu terlalu melibatkan diri dalam dunia perpolitikan
Sebagai Kepala Negara, kata JK, Jokowi mestinya tidak terlalu melibatkan diri dalam dunia perpolitikan. Sehingga, kontestasi Pemilihan Umum 2024 mendatang bisa terselenggara dengan lebih demokratis.
“Maka tidak terlalu melibatkan diri dalam suka atau tidak suka, dalam perpolitikan itu. Supaya lebih demokratis,” kata dia.