TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Perubahan akan membangun taaruf antara bakal calon presiden Anies Baswedan dengan lima nama calon wakil presiden yang akan mendampingi. Tim Koalisi akan mengkaji apakah ada kompatibilitas nama cawapres tersebut dengan Anies.
Ketua DPP Partai NasDem sekaligus perwakilan tim 8 Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Willy Aditya menyebut timnya sudah menyampaikan lima nama calon wakil presiden yang digadang-gadang mendampingi bakal calon presiden Anies Baswedan pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024. Rencananya, dalam waktu dekat Anies akan bersua dan bertaaruf alias melakukan pendekatan dengan sosok-sosok tersebut.
“Sekarang sudah ada lima nama yang mengerucut itu. Dalam proses kita akan membangun taaruf dengan capres,” kata Willy di Sekretariat Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, 5 Mei 2023.
Pengertian Taaruf
Taaruf dalam bahasa Indonesia berarti berkenalan. Dengan tujuan untuk menjalin tali persaudaraan dengan siapa pun. Menurut Islam, istilah ta'aruf berasal dari kata ta'aruf-ya ta'arafu yang berarti saling mengenal.
Taaruf merupakan proses untuk mengenal seseorang secara dekat baik teman ataupun sahabat dengan maksud untuk saling mengerti dan memahami. Sedangkan dalam konteks pernikahan, taaruf adalah upaya untuk mengenali pasangan hidup sebelum menikah.
Taaruf berujuan untuk mengenal satu sama yang lainnya supaya memperbanyak teman. Hal ini dijelaskan dalam surah al-Hujurat ayat ke 13, yang menyebutkan ta'aruf adalah untuk saling mengenal baik antara wanita maupun pria dan antara satu bangsa dan bangsa lainnya.
Menurut Quraish Shihab yang dikutip dalam publikasi "Taaruf dalam Konteks Modern (Telaah Penafsiran Thahir Ibnu ‘Asyur dalam QS Al-Hujurat Ayat 13)", taaruf berpeluang untuk saling memberi manfaat. Kemudian menurut Ahmad Mustafa Al- Maraghi, taaruf juga bertujuan agar dapat menjalin ukhuwah persaudaraan agar tidak saling mengingkari, mengolok-olok dan menggunjing.
Selain itu, Al-Qur’an juga menjelaskan bahwa taaruf merupakan salah satu bentuk jaringan komunikasi antar sesama, sebagaimana termaktub dalam surat An-Nisa’ ayat 1. Pasalnya taaruf dilakukan dengan maksud mempermudah manusia untuk berinteraksi dan memulai komunikasi.
Pada zaman Rasulullah taaruf sudah dipraktekkan ketika berdakwah menghadapi tradisi jahiliyah. Dimana beliau berusaha mengenal dan memahami tradisi tersebut dengan baik, kemudian ditransformasikan ke dalam nilai-nilai Islam dengan bijak tanpa paksaan dan permusuhan.
Merangkum dari publikasi "Konstruksi Makna Taaruf Dalam Al-Qur’an (Upaya Membangun Harmonisasi Kehidupan Sosial)" disebutkan juga bahwa taaruf merupakan salah satu wahana untuk membangun persaudaraan dan menjalin silaturahmi antara umat manusia tanpa memandang ras, suku, agama, maupun bangsa. Taaruf merupakan bentuk realisasi kebutuhan manusia akan memperoleh kehidupan yang damai serta menjunjung tinggi egalitarianisme dalam kehidupan sosial.
Dalam prakteknya, taaruf dapat membangun kehidupan sosial dengan damai melalui tujuh langkah, seperti silaturrahim, tolong menolong, toleransi, musyawarah, bersabar, berpikir positif dan pengorbanan. Melalui langkah tersebut mampu melahirkan sifat empati pada diri seseorang sehingga muncul kesadaran dan terhindar dari konflik sosial.
Menukil dari uinsgd.ac.id, taaruf dilakukan oleh jemaah haji yang disebut sebagai ta’aruf jasadiyah, yaitu perkenalan ini berupa saling mengenal identitas fisik. Selanjutnya ta’aruf fikriyah, saling mengenal pola pikir dan taaruf qolbiyah yakni saling mengenal hati nurani masing-masing.
Belakangan ini, taaruf dapat dilakukan di berbagai macam media sosial seperti whatsapp, facebook,instagram dan website. Fenomena ini bertujuan untuk saling mengenal tanpa batasan jarak dan waktu kepada orang lain.
Pilihan Editor: Anies Baswedan Akan Segera Taaruf dengan 5 Cawapres
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.