TEMPO.CO, Jakarta -Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz membantah tim gabungan TNI-Polri melakukan pengeboman di wilayah Nduga, Papua, seperti yang disampaikan oleh pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens dalam pesan video 24 April 2023.
Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Humas Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar Donny Charles Go mengatakan pesan video itu hanya propaganda yang dibuat oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk menyudutkan TNI."Itu hanya propaganda untuk menyudutkan TNI dan Polri,” kata Donny saat dihubungi, Rabu, 26 April 2023.
Donny mengatakan Satgas Cartenz tidak melakukan pengeboman. Tindakan yang dilakukan oleh Satgas Cartenz TNI-Polri hanya kontak tembak atau tembakan balasan apabila diserang lebih dahulu. Ia menegaskan tidak melakukan pengeboman. “Kita tidak dibekali dengan itu,” tutur Donny.
Donny mengatakan Satgas Damai Cartenz TNI-Polri terus bekerja menemukan Kapten Philips Max Mehrtens.Terkait dengan status siaga tempur yang diumumkan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Donny mengatakan sejak awal Polri sudah menurunkan Satgas Operasi Damai Cartenz yang meliputi beberapa kabupaten di Papua, Papua Pegunungan, dan Papua Tengah.
“Satgas ini juga bersama dengan Satgas Ops Aman Nusa yang bekerja sama dalam menghadapi KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata),” kata Donny.
Senelumnya, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) Sebby Sambom mengirim video pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens pada Rabu 26 April 2023.
Dalam video berdurasi 1 menit 38 detik itu, Philips duduk mengenakan kaos dan celana pendek diapit dua anggota OPM yang duduk. Philips dalam video itu mengatakan rekaman dibuat pada Senin siang, 24 April 2023, atau tiga bulan setelah ia ditangkap di Paro.
Dalam pesan video yang disampaikan dalam Bahasa Indonesia dan Inggris, Philips mengatakan dia dalam kondisi sehat. Di video itu Philips mengatakan Indonesia menjatuhkan bom di daerah tersebut pekan lalu. Ia pun meminta agar Indonesia tidak menjatuhkan bom di daerah itu.
“Indonesia lepas bom di daerah sini. Jadi tidak usah lepas bom itu bahaya untuk saya dan orang di sini,” kata Philips.
Sementara itu, dalam pesan tertulis terpisah, Sebby Sambom mengatakan kondisi Philips dalam keadaan baik. Namun ia mengaku Philips khawatir dengan pengeboman yang dilakukan Indonesia di Nduga. “Hal itu membahayakan dia dan juga semua orang yang berada di wilayah Nddugama, Papua,” kata Sambom.
Sambom mengatakan video ini ditujukkan khusus untuk Pemerintah Selandia Baru dan keluarga Philips di Selandia Baru. Namun karena Indonesia melakukan pengeboman, ia mengumumkan pesan video ini ke media. “Kami tegaskan bahwa pembebasan pilot harus melalui negosiasi, tidak melalui operasi militer,” kata jubir OPM tersebut.
Pilihan Editor: Pilot Susi Air Kirim Pesan Video, Minta TNI - Polri Hentikan Pengeboman di Nduga