TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Julius Widjojono mengatakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) alias Kelompok Separatis Teroris semakin terjepit dan panik setelah serangan 15 April lalu.
Menurut Julius, KST tidak lagi mampu melakukan serangan balik ketika tim gabungan mengevakuasi 36 prajurit Batalyon Infanteri Raider 321/Galuh Taruna yang disergap di Mugi-Mam Nduga, Sabtu, 15 April 2023. Ia meyakini korban jiwa di pihak OPM banyak, namun mereka enggan membeberkannya.
“Bayangkan 36 orang itu kira-kira menembak tidak dari ratusan peluru yang dibawa? kan pasti menembak. Dari mereka pasti ada yang mati. Mereka tidak menyebutkan itu, KST tidak menyebutkan. Itu pertama. Kemudian tim bisa mengevakuasi yang kedalaman jurang 140 meter (jenazah Pratu F) kalau situasi tidak aman kan tidak mungkin. Pasti diserang kan,” kata Julius saat dihubungi, Ahad, 23 April 2023.
Julius menegaskan operasi pencarian pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens tetap berlanjut dengan status siaga tempur. Menurutnya, tim satgas TNI-Polri tidak bisa lagi mempercayai KST setelah penyerangan tersebut.
“Kita tidak lagi bisa percaya mereka. Mereka yang menyerang, yang mendahului mereka bukan kita dan sekarang kondisinya terjepit,” tutur Julius.
Kapuspen TNI itu juga membeberkan indikator bahwa OPM semakin terjepit. Mereka, kata dia, semakin masif menyebar hoaks untuk menggalang dukungan dari pihak dalam dan luar negeri.
“Indikator lain mereka sebar hoaks sebanyak-banyaknya makin masif. Kemudian minta dukungan galangan pihak dalam atau luar. Itu ciri pihak yang sedang panik,” kata dia.
Soal tudingan dari TNI tersebut, Tempo belum mendapatkan tanggapan dari OPM.
Julius pun mengimbau agar masyarakat Papua yang mencintai NKRI untuk memisahkan diri dari kelompok OPM. Sebab, masih ada kabupaten-kabupaten yang cukup aman. Ia meminta masyarakat agar memberikan informasi tentang kelompok OPM.
“Untuk kelompok KST, segera serahkan pilot. Lepaskan senjata, kita bangun Papua yang lebih humanis dan bermartabat,” kata Julius.
Sebelumnya, tim gabungan TNI-Polri berhasil mengevakuasi seluruh 36 prajurit Batalyon Infanteri Raider 321/Galuh Taruna yang disergap Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) di Mugi-Mam Nduga, Sabtu, 15 April 2023. Dari seluruh prajurit tersebut, hanya 5 prajurit yang tewas.
Tim gabungan TNI-Polri juga telah berhasil menemukan jenazah terakhir, yakni Pratu F, jenazah kelima anggota Batalyon Infanteri Raider 321/Galuh Taruna yang diserang OPM.
Usai ditemukan, jenazah Pratu F langsung dievakuasi ke Timika selanjutnya dibawa ke RSUD untuk pemulasaraan jenazah. Rencana Senin, 24 April 2023, jenazah F akan diterbangkan ke kampung halamannya di Magelang.
Klaim dari TPNPB
TPNPB mengklaim membunuh sembilan prajurit dan merampas sembilan pucuk senjata. Namun dalam pesan terakhir yang disampaikan Sambom pada 20 April berdasarkan dalam laporan pemimpin pasukan penyerang, Perek Kogeya, mengatakan mereka telah melakukan serangan pada 15-16 April 2023 dan mengklaim menembak mati 15 prajurit TNI.
Pilihan Editor: TNI Pastikan Semua Prajurit yang Disergap OPM di Nduga Papua Telah Dievakuasi