6. Kacang Pukul dalam kasus suap alih fungsi lahan Eks Gubernur Riau Annas Maamun
Juga pada 2014, KPK menangkap Gubernur Riau Annas Maamun terkait dugaan suap alih fungsi lahan. Dalam kasus tersebut, Gulat Medali Emas Manurung selaku pemberi suap ternyata sempat memberikan kode rahasia saat hendak menyerahkan duit haram tersebut. Kode itu disampaikan kepada ajudan Annas, Triyanto.
“Terdakwa menelepon saya pada 23 September 2014 dan mengatakan bahwa kacang pukul sudah dikumpulkan. Saya diminta menyampaikan pesan itu pada Annas,” ujar Triyanto. Kacang pukul adalah makanan ringan dari kacang dan gula yang ditumbuk, penganan khas daerah Rokan Hilir, Riau. Sebelum menjabat Gubernur Riau, Annas pernah menjabat sebagai Bupati Rokan Hilir.
7. Ekor dan Ton Emas dalam kasus suap Akil Mochtar
Pengacara Adik Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Chaeri Wardana alias Wawan, yakni Susi Tur Andayani memberi suap kepada Akil Mochtar, yang kala itu menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi. Susi memakai kata “ekor” saat berkomunikasi dengan Akil perihal uang untuk pembayaran dalam kasus sengketa pemilihan Bupati Lebak, Banten.
“Assalamualaikum Pak, Bu Atut lagi ke Singapura, barang yang siap 1 ekor untuk lebak saja. Jam 14 siap tunggu perintah bapak, aaya kirim ke mana?” kata Susi melalui pesan pendek kepada Akil, 1 Oktober 2013.
Dalam sejumlah komunikasi, Akil juga kerap menggunakan kode. Dengan Chairun Nisa, politikus Golkar yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi, misalnya, Akil menggunakan kode “tiga ton emas” untuk uang Rp 3 miliar.
8. Ustad, Pesantren, dan Kiai dalam kasus korupsi pengadaan Al-Quran Fahd A. Rafiq dan Dendy Prasetya
Kasus korupsi pengadaan Al-Quran melibatkan pengurus Departemen Desentralisasi dan Pembangunan Daerah Partai Golongan Karya, Fahd A. Rafiq dan Dendy Prasetya, putra anggota Komisi Agama DPR Zulkarnaen Djabar. Fahd kerap menitip pesan kepada Dendy, “Itu jatah ‘ustad dan pesantren’, jangan diutak-atik.” Pada kesempatan lain, Fahd berpesan, “Apakah ‘kaveling untuk kiai’ sudah disediakan?”
Istilah “kiai”, “ustad”, dan “pesantren”, kata sumber Tempo, diduga merupakan sandi bagi para penerima dana hasil proyek tersebut. “Kiai” merujuk pada para politikus di Senayan, “ustad” buat simbol para pejabat di Kementerian Agama, sedangkan “pesantren” untuk partai politik.
9. Apel Malang, Apel Washington, dan Salak Bali dalam kasus suap Wisma Atlet Jakabaring Angelina Sondakh
Dalam kasus suap Wisma Atlet Jakabaring, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Angelina Sondakh berkomunikasi melalui Blackberry Messenger dengan Direktur Marketing PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang. Dalam percakapan tersebut, Angie menagih apel Malang dan apel Washington ke Rosa, yang saat itu masih aktif sebagai Direktur Marketing PT Anak Negeri, anak perusahaan Grup Permai. “Apel” itu diminta Angie lantaran ia sudah ditagih Ketua Besar dan Bos Besar.
10. Bibit dalam kasus suap tukar menukar lahan hutan terdakwa Bupati Bogor non aktif Rachmat Yasin
Sidang kasus suap tukar menukar lahan hutan dengan terdakwa Bupati Bogor non aktif Rachmat Yasin yang digelar di Pengadilan Tipikor Bandung, Kamis 8 Oktober 2014, mengungkap adanya komunikasi untuk memberikan uang suap dengan sandi bibit. Salah satu saksi yang diberondong pertanyaan oleh hakim ialah Tenny Ramdhani, sekretaris pribadi Rahmat. Hakim menyoroti soal kardus dan kata sandi bibit.
Pilihan Editor: Selain Apel Malang dan Resep Dokter, Ini Kode Rahasia Korupsi Para Koruptor
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.