TEMPO.CO, Jakarta - Polres Banjarnegara berhasil mengungkap kasus pembunuhan berantai yang melibatkan dukun pengganda uang dengan inisial TH alias Mbah Slamet (45) dan asistennya BS (32) warga Comal, Pemalang. Mulanya kasus ini berawal saat Polres Banjarnegara mendapat laporan dari keluarga Paryanto warga Sukabumi, Jawa Barat.
Laporan tersebut dibuat oleh anak Paryanto pada 27 Maret 2023, bahwa pada Juli mereka bertemu dengan Tohari alias Mbah Slamet selaku dukun pengganda uang yang saat ini berstatus sebagai tersangka pembunuhan berencana. Dalam pertemuan yang terjadi di rumah Tohari tersebut, diduga membicarakan penggandaan uang dalam satu ruang di rumah Tohari, sementara itu anak Paryanto menunggu di luar.
Kemudian pada 20 Maret 2023, Paryanto datang sendiri dengan mengendarai mobil merek Wuling warna hitam. Selang tiga hari kemudian, Paryanto menghubungi keluarganya melalui Whatsapp dan mengirimkan titik lokasi rumah Tohari berdasarkan aplikasi Google Maps kepada keluarganya.
Namun sejak Kamis, 24 Maret 2023, keluarga sudah tidak bisa menghubungi Paryanto dan sudah tidak mengetahui keberadaan Paryanto. Berikutnya pada Minggu, 2 April 2023, ditemukan jasad yang terkubur di jalan setapak menuju hutan Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.
Dalam penemuan jasad tersebut dilaporkan juga ditemukan KTP korban sesuai dengan identitas laporan orang hilang sebelumnya. Menyusul penemuan jasad tersebut, Tohari alias Mbah Slamet telah diringkus oleh polisi beberapa jam sebelumnya dengan laporan penipuan dan penggelapan.
Korban Lainnya
Namun demikian, setelah penyelidikan lebih lanjut ditemukan fakta bahwa Tohari atau Mbah Slamet telah merenggut total 12 nyawa orang. Hingga saat ini, polisi telah berhasil mengidentifikasi 4 dari 12 korban, korban yang berhasil diidentifikasi antara lain, Paryanto, 53 tahun, warga Sukabumi, Jawa Barat. Kartu identitas korban ditemukan di sekitar lokasi jasadnya dikubur, serta pakaian yang dikenakan dikenali oleh keluarganya.
Kemudian, terdapat Irsad, 43 tahun, dan Wahyu Triningsih, 40 tahun, warga Pesawaran Lambung. Keduanya merupakan suami istri dan ditemukan dalam satu liang lahat yang sama.
Terakhir terdapat Mulyadi Pratama, 46 tahun, warga Palembang, Sumatera Selatan. Jasadnya berhasil diidentifikasi berdasarkan struktur gigi yang identik. Selain itu, tersangka juga menerangkan bahwa lubang kubur tersebut atas nama Mulyadi.
Kasus Dukun Pengganda Uang Lainnya
Meskipun demikian, kasus dukun pengganda uang yang melibatkan Tohari alias Mbah Slamet bukan kali pertama kasus serupa terjadi di Indonesia. Terdapat beberapa kasus serupa yang pernah menggemparkan publik Indonesia. Berikut deretan kasus dukun pengganda uang yang pernah terjadi di Indonesia.
Yanto
Kasus dukun pengganda uang yang terjadi di Gresik, Jawa Timur atas nama Yanto. Dukun pengganda uang tersebut mengaku bahwa dirinya bisa menggandakan uang secara instan dengan menggunakan ritual darah untuk sesajen Jenglot. Salah satu korban melapor bahwa dirinya telah menyerahkan total Rp 565 juta dan dijanjikan akan bertambah hingga Rp 3,9 miliar pada September 2022.
Foto Dimas Kanjeng Pribadi. Tempo/Ishomuddin
Dimas Kanjeng
Padepokan Dimas Kanjeng yang berada di Probolinggo dikenal mampu menggandakan uang secara gaib, aksinya pun turut dibagikan melalui YouTube sehingga mampu menipu banyak orang, termasuk politisi dan Doktor lulusan American University, Marwah Daud. Petualangan Dimas Kanjeng harus terhenti ketika kasus pembunuhan Abdul Gani dan Ismail yang dilakukan oleh Taat Pribadi berhasil terungkap.
Satrio Bayu Aji AH
Selain Padepokan Dimas Kanjeng, terdapat Padepokan Satrio Aji yang mengaku dapat menggandakan emas batangan. Namun demikian, iklan yang dipasang melalui Facebook hanyalah dalih untuk melakukan aksi penipuan dan pembunuhan, Satrio Bayu Aji AH pemimpin padepokan tersebut dan asistennya bernama R membunuh Shendy Eko dan Ahmad Sanusi menggunakan racun potassium sianida untuk menguasai emas batangan milik korban,
Pilihan Editor: 2 Kasus Besar Dukun Pengganda Uang Sebelum Mbah Slamet di Banjarnegara, Siapa Saja?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.