Ikuti Kami di
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya angkat bicara soal partainya tidak diundang dalam acara Silahturahmi Ramadan yang digelar Partai Amanat Nasional (PAN) hari ini. Dalam acara tersebut, PAN mengundang seluruh ketua umum partai koalisi pemerintah dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Beberapa partai yang diundang itu antara lain PDIP, Partai Golkar, Partai Gerindra, PKB, dan PPP.
"Bagi NasDem itu tidak masalah. Sebenarnya silaturahmi itu kan untuk menjalin ukhuwah persatuan. Jadi ya tidak pandang bulu. Dan memutus silaturahmi itu termasuk dosa yang disegerakan. Ini kan konteksnya Ramadan," ujar Willy saat dihubungi Tempo, Ahad, 2 Maret 2023.
Menurut Willy, partainya tidak pernah memiliki niat memutus tali silaturahmi dengan partai politik lainnya. Menurut Willy, NasDem memiliki prinsip mengajak seluruh elemen berpartisipasi untuk menyelesaikan persoalan bangsa yang tidak bisa diselesaikan oleh beberapa kelompok saja.
"Kami husnuzon saja di bulan Ramadan ini, mungkin yang bersangkutan memiliki pertimbangan-pertimbangan lain," kata Willy.
Alasan PAN tak undang NasDem
Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto menjelaskan alasan tidak mengundang Partai NasDem dalam acara silahturahmi ramadan. Yandri menyebut partainya memilki alasan tidak mengundang ketua umum dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan yakni Surya Paloh dari NasDem, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Partai Demokrat dan Ahmad Syaikhu dari PKS.
"Alasannya (tidak diundang), alasannya mungkin teman-teman sudah tahu kali ya," kata Yandri.
Namun, Yandri menyebut bahwa seluruh ketua umum partai politik yang diundang merupakan sosok yang disetujui oleh Jokowi. "Ya, enggak tahu (kenapa NasDem enggak ada) pertimbangannya itu kan ini pertemuan yang dirancang oleh beberapa Ketum parpol tentu atas restu pak presiden kan, itu yang diundang," kata Yandri.
Adapun Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menyebut Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tidak hadir karena sedang berada di luar negeri.
M JULNIS FIRMANSYAH
Pilihan Editor: Isu Penggabungan KIB dan KIR, Jokowi: Saya Bilang Cocok, Terserah Ketua Partainya
