Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari ini di Tahun 1960 Presiden Soekarno Bubarkan DPR Hasil Pemilu 1955, Kenapa?

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Presiden pertama RI, Sukarno, berpidato di hadapan delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Bung Karno menunjukkan karismanya di hadapan kepala negara dari Asia dan Afrika. Lisa Larsen/The LIFE Picture Collection/Getty Images
Presiden pertama RI, Sukarno, berpidato di hadapan delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Bung Karno menunjukkan karismanya di hadapan kepala negara dari Asia dan Afrika. Lisa Larsen/The LIFE Picture Collection/Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini tepat 5 Maret 1960 Presiden Soekarno membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan menggantinya dengan DPR-GR. 

Keputusan Presiden pertama Republik Indonesia ini bukan tanpa alasan, terdapat sejumlah sebab yang membuat Bung Karno membubarkan DPR hasil Pemilihan Umum (Pemilu) saat itu.

Paska pembubaran DPR Itu bermula saat Bung Karno mengeluarkan Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959 seperti dikutip dari Majalah Tempo 19 Mei 2008, dekrit ini merupakan keputusan Presiden Sukarno membubarkan lembaga tertinggi negara konstituante sebagai hasil Pemilu 1955. Pembubaran itu lantaran lembaga dianggap gagal menghasilkan konstitusi baru untuk menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS).

Selain itu, tugas dan wewenang DPR sebagai hasil dari Pemilu 1955 ini sama dengan posisi DPRS secara keseluruhan, hal itu karena landasan hukum yang berlaku adalah UUDS 1950.

Sehingga, melalui Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959, Indonesia kembali pada UUD 1945. Jumlah anggota sebanyak 262 orang kembali diaktifkan setelah mengangkat sumpah. Di dalam tubuh DPR Pada saat itu terdapat 19 fraksi. Dari seluruhnya, didominasi oleh PNI, Partai Masyumi, NU, dan PKI. Pada masa ini, terdapat tiga kabinet, yaitu Kabinet Burhanuddin Harahap, Kabinet Ali Sastroamidjojo, dan Kabinet Djuanda.

Lalu, dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 1960, tepat pada 5 Maret 1960, Bung Karno membubarkan DPR dengan alasan DPR Hanya menyetujui 36 miliar rupiah APBN dari sebesar 44 miliar anggaran yang diajukan. Kemudian, setelah membubarkan DPR, tokoh proklamator itu mengeluarkan Perpres Nomor 4 Tahun 1960 Tentang Susunan DPR-Gotong Royong (DPR-GR).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengutip laman DPR RI, DPR-GR memiliki anggota sebanyak 238 orang. Seluruhnya diangkat oleh presidengan dengan Keppres Nomor 156 Tahun 1960. Dalam menjalankan tugasnya, DPR-GR memiliki kewajiban untuk memberikan laporan kepada presiden pada waktu-waktu tertentu.

Kewajiban tersebut termasuk menyimpang dari Pasal 5, pasal 20, dan pasal 21 UUD 1945. DPR-GR bentukan Presiden Soekarno ini bertahan selama kurang lebih lima tahun dan menghasilkan 117 UU dan 26 usul pernyataan pendapat. Selanjutnya, diteruskan dengan masa kedudukan DPR GR minus Partai Komunis Indonesia (PKI) kemudian DPR GR Orde Baru yang berakhir pada tahun 1971 dan kembali lagi dilakukan pemilihan DPR sebagai hasil Pemilu.

IDRIS BOUFAKAR

Pilihan editor : Haedar Kenang Alasan Soekarno Jadi Anggota Muhammadiyah di Hadapan Megawati

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Ada Nama Bung Karno di Kapal Perang, Megawati: Kebanggaan Buat Saya

20 jam lalu

Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri menghadiri langsung persemian KRI Bung Karno 369 sebagai kapal kepresidenan, Kamis 1 Juni 2023. TEMPO/Ade Ridwan Yandwiputra
Ada Nama Bung Karno di Kapal Perang, Megawati: Kebanggaan Buat Saya

TNI AL mengoperasikan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bung Karno 369 sebagai salah satu armada. Peresmian bertepatan dengan Hari Pancasila.


Gerebek Pancasila di Blitar, Gunungan Hasil Bumi Dikirab ke Makam Bung Karno

21 jam lalu

Peserta membawa foto Presiden Soekarno saat upacara tradisi Bedhol Pusaka di depan Museum Istana Gebang Kota Blitar, Jawa Timur, Rabu 31 Mei 2023. Tradisi Bedhol Pusaka yang dirangkai dengan pawai lampion tersebut digelar jelang peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Gerebek Pancasila di Blitar, Gunungan Hasil Bumi Dikirab ke Makam Bung Karno

Pemerintah Kota Blitar, Jawa Timur, menggelar kegiatan Gerebek Pancasila memperingati Hari Lahirnya Pancasila pada 1 Juni 2023.


Di Ende, Mahfud Md Sebut Pancasila Bukan Wacana Belaka

1 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD memberi keterangan soal rancangan Undang-undang (RUU) Perampasan aset di Kantor Menkopolhukam, Jakarta, Jumat, 14 April 2023. Pada keteranganya, naskah RUU Perampasan Aset telah diparaf sejumlah menteri dan kepala lembaga terkait dan segera dikirim ke DPR. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Di Ende, Mahfud Md Sebut Pancasila Bukan Wacana Belaka

Kata Mahfud Md, Pancasila bukan wacana belaka, melainkan realitas objektif dengan legitimasi yang kuat, baik secara filsafat, politis, dan historis.


KRI Bung Karno-369 Bakal Diresmikan Besok, Kasal: Akan Jadi Kapal Kepresidenan

2 hari lalu

Kepala Staf TNI AL (KASAL) Laksamana TNI Muhammad Ali memeriksa pesawat CN 235-220 MPA seusai diresmikan di Base Ops Lanudal Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis 19 Januari 2023. KASAL meresmian sejumlah pesawat diantaranya 1 unit Pesud Piper CN 235-220 MPA, 1 unit Helikopter Bell 505 Jet Ranger X dan 3 Unit Pesud Piper Archer PA-28-181 dibawah binaan Wing Udara 2 Puspenerbal tersebut bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan alutsista sebagai program prioritas  yang siap dioperasikan dalam kesiapsiagaan. ANTARA FOTO/Umarul Faruq
KRI Bung Karno-369 Bakal Diresmikan Besok, Kasal: Akan Jadi Kapal Kepresidenan

TNI Angkatan Laut akan meresmikan KRI Bung Karno-369 pada Kamis, 1 Juni 2023 bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila dan bulan Sukarno.


Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Cetuskan Mazab Bung Karno, Pengamat: Cenderung Sesat

18 hari lalu

Panji Gumilang. TEMPO/Arnold Simanjuntak
Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Cetuskan Mazab Bung Karno, Pengamat: Cenderung Sesat

Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang sebut soal mazab Bung Karno. Apakah itu? Pegamat mensinyalir cenderung sesat.


Kontroversi Ponpes Al Zaytun, Ini Profil Panji Gumilang Pencetus Mazab Bung Karno

19 hari lalu

Panji Gumilang Al-Zaytun Dilaporkan ke Polisi
Kontroversi Ponpes Al Zaytun, Ini Profil Panji Gumilang Pencetus Mazab Bung Karno

Ponpes Al Zaytun mendapat sorotan publik, setelah berkali menyebabkan kontroversi. Ini profil pendirinya Panji Gumilang yang cetuskan mazab Bung Karno


Pinka Hapsari Cucu Megawati Ikut Jadi Bacaleg PDIP, Ini Profil Putri Puan

20 hari lalu

Pinka Hapsari, merupakan putri dari ketua DPR Puan Maharani . Pinka Hapsari yang pernah kuliah jurusan Komunikasi di Universitas Indonesia, memiliki minat dibidang fashion yang telah memiliki blog Fashion Upwards. Instagram/@pinkahaprani
Pinka Hapsari Cucu Megawati Ikut Jadi Bacaleg PDIP, Ini Profil Putri Puan

Cucu Megawati Pinka Hapsari terjun dalam dunia politik sebagai bacaleg PDIP. Ini profil putri Puan dan Happy.


Tahukah Bulan Juni Disebut sebagai Bulan Bung Karno? Begini Persiapan PDIP

23 hari lalu

Presiden Sukarno saat bertemu kembali dengan Sarinah (ANRI)
Tahukah Bulan Juni Disebut sebagai Bulan Bung Karno? Begini Persiapan PDIP

Bulan Juni menjadi Bulan Bung Karno karena pada bulan ini terdapat momen penting terkait proklamator dan Presiden Sukarno. Apa persiapan PDIP?


Kilas Balik Perjanjian Roem-Roijen 74 Tahun Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

26 hari lalu

Rumah bergaya indische di Jalan Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta. Pada agresi militer Belanda kedua tahun 1948, Presiden Soekarno dan keluarga pernah menjadikan rumah ini sebagai tempat persembunyian. Tempo/Anang Zakaria
Kilas Balik Perjanjian Roem-Roijen 74 Tahun Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Usai proklamasi, Indonesia juga berusaha mempertahankan kemerdekaan melalui jalur diplomatik tanpa kekerasan, salah satunya perjanjian Roem-Roijen.


Rumah Lahir Bung Karno Menjadi Destinasi Wisata Baru di Surabaya

27 hari lalu

Rumah kelahiran Presiden RI pertama Soekarno atau Bung Karno di Jalan Pandean Gang IV No. 40 Kota Pahlawan, Jawa Timur. (ANTARA/HO-Diskominfo Surabaya)
Rumah Lahir Bung Karno Menjadi Destinasi Wisata Baru di Surabaya

Rumah lahir dan masa kecil Presiden RI pertama Soekarno atau Bung Karno menjadi destinasi wisata baru di Surabaya.