TEMPO.CO, Jakarta - Kebijakan masuk sekolah pukul 05.00 Wita yang dicanangkan Gubernur Nusa Tenggara Timur atau NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dinilai tak ada korelasi dengan pembentukan disiplin dan etos kerja.
Pengamat Pendidikan Edi Subkhan mengatakan, alasan masuk sekolah pukul 05.00 Wita itu tidak berbasis kajian ilmiah. "Kebijakan tersebut cukup konyol, karena tidak ada kajian akademik yang dijadikan dasar, hanya berdasarkan opini pribadi saja yang karena posisi politiknya maka cenderung diiyakan saja oleh bawahan," kata dia saat dihubungi, Kamis, 3 Maret 2023.
Edi mengatakan, alasan membentuk disiplin dan etos kerja tidak kompatibel dengan kebutuhan dunia kerja masyarakat pada abad 21. Saat ini yang ditekankan adalah kreativitas, daya inovasi, pemecah masalah, dan kolaborasi.
"Disiplin yang dituntut di abad 21, misalnya di dunia kerja terkait dengan disiplin pemenuhan target kerja, disiplin memegang etika dan standar moral, dan lain-lainnya. Etos kerja juga sama," katanya.
Apalagi kata Edi, belakangan justru ada tren yang disebut Work From Home (WFH) atau kerja dari rumah yang dikolaborasikan dengan bekerja dari kantor.
Menurut Edi, jika tujuannya adalah membentuk etos kerja, semestinya siswa diajarkan untuk lebih ulet dalam menyelesaikan tugas mata pelajaran melalui kerja kolaboratif, project based dan lain sebagainya. "Bukan melalui masuk pagi pukul 5.00 Wita," kata dia.
Edi menyebut kebijakan masuk sekolah subuh ini merupakan efek dari otonomi daerah yang kebablasan. Ia mengatakan, kebijakan semacam ini justru mengacaukan kebijakan pendidikan nasional.
"Disebabkan oleh ketidakpahaman birokrasi di level daerah terhadap filosofi dan visi pendidikan nasional," katanya.
Sebelumnya Gubernur NTT Viktor Laiskodat menginstruksikan agar siswa SMA masuk sekolah pukul 05.00 Wita. Pernyataan Victor yang terekam dalam video itu tersebar dan viral. Instruksi itu disampaikan Viktor dalam agenda pertemuan bersama kepala sekolah pada Kamis, 23 Februari lalu.
Alasan Viktor meminta aturan itu diterapkan untuk mengasah kedisiplinan dan etos kerja para peserta didik. Selain itu, menurut dia, rata-rata anak SMA tidur paling malam pukul 22.00. Sehingga, dia mengklaim siswa sudah cukup tidur untuk memulai sekolah pukul 05.00.
Pernyataan Victor pun menuai polemik. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Heru Purnomo, mendesak Gubernur serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Timur (NTT) membatalkannya.
“Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengritik kebijakan masuk sekolah jam 5 Wita di NTT dan mendorong pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut," katanya dalam siaran tertulis, Jakarta, 28 Februari 2023.
Heru menyebutkan kebijakan jam masuk sekolah tersebut tidak punya perspektif kesehatan dan kepentingan terbaik bagi anak. "Sangat membahayakan tumbuh kembang anak. Sebaiknya dibatalkan, karena tidak berpihak pada kepentingan terbaik bagi anak," ujar Heru.
Heru menyebut perbandingan jam masuk sekolah di waktu dini hari itu, seperti aktivitas yang ada di pasar. Menurut dia, tidak ada perbedaan antara anak sekolah regular ataupun asrama dam penjual di pasar yang memulai aktivitas dini hari.
Pilihan Editor: Gubernur NTT Instruksikan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Anggota DPR: Aneh dan Tidak Nyambung