TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan atau Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan upaya pencegahan alias preventif bisa mengurangi beban ekonomi daripada pengobatan. Bahkan, Budi menyebut dari sisi kualitas hidup, upaya pencegahan ini lebih baik ketimbang pengobatan.
“Dampaknya akan banyak orang sehat dengan kualitas yang baik di Indonesia. Strateginya akan memperbagus dan melengkapi fasilitas di Puskesmas, serta merevitalisasi konsep pelayanan primer,” kata Budi dalam keterangannya, Jumat, 17 Februari 2023.
Dia menjelaskan, upaya pencegahan alias preventif bukan termasuk layanan sekunder atau rujukan. Budi menyebut upaya preventif ini juga mesti ditunaikan oleh Pemerintah Daerah.
Budi mengatakan itulah tugas utama di sektor kesehatan, yakni dengan pencegahan, alih-alih menyembuhkan orang sakit.
"Seluruh Indonesia ada 10 ribu Puskesmas. Tidak akan cukup menjangkau semua masyarakat, kita harus turun sampai Poskesdes. Saya akan revitalisasi konsep pelayanan primer mulai dari pelayanan Puskesmas, turun ke Poskesdes dan Polindes yang akan jadi satu disebut dengan Posyandu prima," ujarnya.
Budi mengatakan pelayanan kesehatan primer ini ditujukan bagi semua usia, mulai dari bayi hingga lansia. Dengan demikian, kata dia, upaya pencegahan bisa menjangkau semua usia penduduk Indonesia.
“Untuk mewujudkan kualitas kesehatan penduduk Indonesia yang baik, diperlukan upaya pencegahan di setiap daerah. Sebagai contoh, pemerintah Kabupaten Nias Utara tengah dalam proses melakukan penguatan sistem layanan kesehatan primer,” kata Budi.
Dia menyebut ada 11 unit Puskesmas di Kabupaten Nias Utara. 8 unit Puskesmas berada di lokasi terpencil, dan 3 lainnya berada di lokasi sangat terpencil.
Adapun pada 2022, pemerintah Nias Utara telah menetapkan 11 Puskesmas tersebut jadi Puskesmas rawat inap. Hal ini dimaksudkan agar pelayanan makin maksimal mengingat jarak antar Puskesmas berjauhan serta kondisi jalan yang tidak bagus.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Nias Utara Amizaro Waruwu menyebut Kementerian Kesehatan menggelontorkan anggaran lebih dari Rp 80 miliar pada tahun ini. Amizaro mengatakan sebagian besar anggaran digunakan untuk membangun 4 Puskesmas beserta alat kesehatan dan 3 rumah dokter.
Dia menyebut anggaran itu juga digunakan untuk membangun 3 gedung baru di RS Pratama Nias Utara serta alat kesehatannya.
“Target kita di daerah bahwa 2023 ini kita akan menaikkan status Puskesmas ini menjadi Rumah Sakit Daerah tipe D, dan ini harapan kami bahwa di 2023 ini pembangunan gedung mudah-mudahan tidak ada kendala dan bisa diprediksi Oktober selesai,” kata Amizaro.
Pilihan Editor: 91 Puskesmas di Yogyakarta Telah Memiliki Alat USG Sesuai Arahan Jokowi