Penganiayaan yang dilakukan Sutomo telah berlangsung sejak tiga bulan mengajar pelajaran komputer. Namun, para siswa tak berani melaporkan kejadian ini kepada orang tuanya. Bahkan, sejumlah siswa memilih menghindar pelajaran yang menjadi muatan lokal sekolah yang terletak di Kabupaten Malang bagian utara ini.
"Saya gak pernah lagi mengikuti pelajaran komputer, takut dicubit lagi," kata siswa kelas 4, Kristian Andrea Ucok Lubis. Ia melaporkan kejadian penganiayaan Sutomo kepada kedua orang tuanya. Kemudian, agar tak kembali menjadi sasaran penganiayaan, kedua orang tuanya meminta Andera tak mengikuti pelajaran komputer sampai guru yang ringan tangan itu diganti.
Peristiwa penganiayaan ini terbongkar, setelah Abdul Munif salah seorang pengajar yang memberikan pelajaran tambahan di rumahnya mengetahui para siswa mengalami luka lebam. Mereka mengaku dianiaya Sutomo karena tak bisa menyerap pelajaran yang disampaikan di kelas. Hasil penelusuran Munif menemukan, sebanyak 46 siswa mengalami penganiayaan serupa.
"Di lengan dan kepalanya masih membekas," kata Munif yang juga koordinator Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP) di Singosari. Ia megaku menyesalkan tindakan guru komputer yang justru melukai anak didik. Akibat penganiayaan ini, sejumlah siswa mengalami trauma hingga tak beberapa hari tak masuk sekolah. Mereka tertekan dan takut untuk mengikuti pelajaran serupa.
Munif mengaku telah meminta Kepala SDN Ardimulyo 3, Sriono untuk memberhentikan Sutomo. Sebab, setelah ditelusuri ternyata Sutomo adalah guru honorer yang tak memiliki latar belakang pendidikan sebagai pendidik. Sehingga, ia tak layak menjadi pendidik apalagi tindakannya justru menciderai psikologi anak didik. "Guru tersebut harus diberi sanksi yang setimpal," katanya.
Jika Sutomo tak diberi sanksi serta tak bersedia meminta maaf, Munif mengancam bersama seluruh orang tua siswa akan melakukan aksi unjukrasa dengan menolak guru Sutomo mengajar dan menuntut agar dipidanakan. Bahkan, ia telah merencakan melaporkan perkara ini ke kepolisian. Serta melaporkan tindakan oknum guru ini ke Kepala Dinas Pendidikan.
Sementara itu Kepala SDN Ardimulyo 3, Sriono berkilah tak memberhentikan Sutomo karena para siswa masih ingin mempertahankan ia mengajar komputer. Ia juga mengakui jika perbuatan Sutomo ini hanya berlangsung sekali. "Sebelumnya lebih parah. Tapi semua dilakukan agar siswa cepat memahami materi pelajaran," katanya.
Sriono mengatakan telah memberikan peringatan keras kepada Sutomo agar tak kembali mengulangi perbuatan serupa. Namun, sejak dua hari ini Sutomo absen tanpa alasan yang jelas.
EKO WIDIANTO