3. Elektabilitas Ganjar diframe aproval Joko Widodo (Jokowi)
Burhanuddin Muhtadi mengatakan elektabilitas Ganjar Pranowo berkorelasi dengan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Jokowi. Saat publik tidak puas dengan Jokowi, kata dia, elektabilitas Ganjar juga menurun dan demikian juga sebaliknya.
Elektabilitas Ganjar Pranowo dengan kepuasan terhadap kinerja Jokowi disebut memiliki angka korelasi 0,374.
“Jadi elektabilitas Ganjar diframe oleh approval rating Pak Jokowi. Mudah ya menjelaskannya, sama-sama dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), mungkin Ganjar dianggap sebagai little Jokowi,” kata dia.
Hal tersebut terlihat dari tren dalam beberapa bulan terakhir. Misalnya, pada periode September November 2022, kepuasan publik terhadap Jokowi menurun dari 70,5 persen menjadi 66,2 persen membuat elektabilitas Ganjar turun dari 35,1 persen ke angka 33,9 persen Saat kepuasan publik terhadap Jokowi naik pada Desember 2022 (menjadi 71,3 persen), elektabilitas terhadap Ganjar pun ikut terkatrol.
Elektabilitas Anies Baswedan juga disebut memiliki korelasi positif dengan kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi. Angka korelasinya mencapai 0,150. Sementara elektabilitas Prabowo Subianto dinilai memiliki korelasi negatif dengan angka -0,314.
4. Memiliki ganjalan untuk maju pada pemilihan umum (Pemilu) 2024
Pengamat Politik Rocky Gerung menilai Ganjar Pranowo memilik satu ganjalan untuk dipilih Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai Capres yang akan mereka usung dalam Pilpres 2024. Salah satu ganjalannya yakni terkait Sukarnoisme. Rocky menilai Megawati merupakan sosok yang lebih mengutamakan karakter ketimbang elektabilitas. Terlebih hal itu sudah ditekankan oleh Megawati sendiri bahwa elektabilitas tokoh bukan modal yang utama.