TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai NasDem Johnny G. Plate meyakinkan kepada Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristyanto bahwa kontiunitas program Joko Widodo alias Jokowi tetap terjaga. Menurut dia, tidak ada alasan untuk tidak melanjutkan program-program Jokowi.
“Satu hal yang pasti dan tidak perlu diragukan, termasuk kepada Mas Hasto, kontinuitas kabinet Pak Jokowi saat ini kita lanjutkan dan kita jaga bersama,” kata Johnny, Rabu, 4 Januari 2023.
Adapun pernyataan Johnny disampaikan saat menghadiri acara rilis survei nasional Indikator Politik Indonesia. Dalam kesempatan yang sama, turut hadir Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.
Partai NasDem telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024 pada Oktober lalu. Pengusungan Anies menuai desakan dari parpol koalisi, utamanya PDIP, agar NasDem keluar dari koalisi pemerintah. Sebab, Anies dinilai sebagai antitesa Jokowi.
Johnny menjelaskan, program-program Jokowi yang akan dilanjutkan bakal disesuaikan dengan perkembangan zaman. Toh Jokowi juga mengarahkan pembantunya untuk beradaptasi di tengah dinamika global saat ini.
“Apabila nanti di 2024 masalah semua sudah kembali normal, kita tancap gas menyelesaikan, kontinuitas menyelesaikan program itu,” kata dia.
Sebelumnya, menteri dari Partai NasDem disebut-sebut sedang dibidik oleh Jokowi untuk dikocok ulang. Pengusungan Anies disinyalir menjadi salah satu pertimbangan melakukan reshuffle.
Kritik soal kinerja dua menteri NasDem
Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengatakan usulan mengevaluasi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar tidak hanya didasarkan pada kinerjanya. Menurut dia, asal partai menteri tersebut juga mempengaruhi usulan reshuffle alias kocok ulang menteri.
Adapun Menteri Syahrul dan Menteri Siti berasal dari Partai NasDem. Usai mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024, desakan terhadap partai untuk keluar dari koalisi pendukung Presiden Jokowi menguat.
“Satu kinerjanya, dua termasuk partainya. Kalau memang gentle betul sudah seperti itu, akan lebih baik untuk menteri-menterinya mengundurkan diri,” kata Djarot di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Selasa, 3 Januari 2023.
Dia menilai menteri NasDem tersebut agak tidak cocok dengan kebijakan Jokowi. Di sisi lain, NasDem mengusung Anies yang dinilai sebagai sosok antitesa Jokowi.
“Itu lebih gentle (mengundurkan diri). Sebab rupanya mungkin agak tidak cocok dengan kebijakan pak Jokowi, termasuk yang disampaikan adalah sosok antitesis Pak Jokowi,” kata dia.
Selain itu, berkaca dari kinerja dan kesolidan kabinet, Djarot menilai dalam jangka waktu tertentu Jokowi pasti segera melakukan reshuffle. Dia mengatakan mitra kerjanya di Komisi IV, yakni Kementerian Pertanian dan Kementerian LHK belum mampu membantu Presiden.
Djarot mencontohkan kinerja Menteri Syahrul yang belum membawa Indonesia swasembada pangan. Alih-alih berdikari, dia menyebut harga beras naik. Ditambah lagi, beras impor juga baru datang sebanyak 500 ribu ton.
“Ada beberapa alasan kenapa Menteri Pertanian dan LHK perlu dievaluasi, juga terkait dengan Partai NasDem yang sudah mendahului mendeklarasikan capresnya,” ujarnya.
Baca: Reshuffle Menteri Jokowi Disebut Keniscayaan, Djarot Saiful PDIP: Biasanya Rabu Pon