TEMPO.CO, Jakarta - Warga Astanaanyar, Kota Bandung, geger pada Rabu pagi, 7 Desember 2022, setelah mendengar ledakan dari Polsek Astanaanyar sekitar pukul 08.20 WIB. Saat ledakan terjadi, puluhan polisi tengah menggelar apel rutin di lapangan polsek.
Seorang warga bernama Andri, 40 tahun, awalnya tak mengira ledakan tersebut berasal dari bom bunuh diri. Warga Gang Haji Sapari ini mengaku melihat kepulan asap tebal dari tempat berdirinya di perempatan Jalan Astanaanyar-Pasirkoja yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi kejadian.
Andri yang penasaran, kemudian berlari menuju polsek untuk mencari penyebab ledakan. Sesampainya di Polsek, Andri kaget melihat potongan tubuh yang berceceran di sekitar lapangan Polsek Astanaanyar. Dia juga turut menyaksikan bekas ledakan di bagian pintu masuk kantor.
Saksi mata lainnya, Lurah Nyengseret Kecamatan Astanaanyar Yanti, mengaku terkejut saat mendengar ledakan keras Polsek Astanaanyar yang berada persis di sebelah kantornya. Sama seperti Andri, Yanti awalnya mengira ledakan itu bukan dari bom bunuh diri.
"Dipikir ban mobil pecah," kata dia, Rabu, 7 Desember 2022.
Sepuluh pegawai keluharan termasuk Yanti penasaran dan bersamaan pergi keluar. Yanti mengaku mencium bau seperti belerang, dan di bagian depan kantor tertutup serpihan serupa abu. Belakangan, Yanti dan staf lainnya baru mengetahui bahwa ledakan itu berasal dari bom bunuh diri.
Akibat ledakan tersebut, 10 orang menjadi korban luka-luka dan satu anggota polisi bernama Aipda Sofyan menjadi korban tewas.
Setelah melakukan penyelidikan selama seharian, polisi akhirnya mengungkap identitas pelaku yang bernama Agus Sujatno. Komandan Satuan Brimob Polda Jawa Barat Komisaris Besar Yuri Karsono mengatakan Agus ternyata membawa dua bom yang menempel di depan dan di belakang tubuhnya. Dua bom itu, kata Yuri, berjenis bom panci rakitan.
"Yang meledak adalah komponen bom yang di belakang, tidak terbagi ke yang depan, sehingga tidak bersamaan meledaknya," kata Yuri di Polrestabes Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis, 8 Desember 2022.
Sementara, kata Yuri, bom yang ada di depan tubuh Agus terpental dan terlepas dari badannya. Bom yang terpental itu kemudian ditemukan petugas penjinak bom di titik lainnya setelah bom bunuh diri itu terjadi. Tim Penjinak Bom (Jibom) Korps Brimob dan Brimob Polda Jawa Barat kemudian men-disposal atau meledakan bom tersebut.
Aksi Lone Wolf
Untuk identitas pelaku, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, Agus Sujatno merupakan seorang mantan narapidana terorisme. Agus pernah ditangkap dalam peristiwa bom panci yang terjadi di Cicendo, Bandung pada 2017. Listyo mengatakan Agus sempat menjalani penahanan di LP Nusakambangan.
Selama ditahan, Sigit menyebut Agus masuk "kelompok merah", sehingga proses deradikalisasinya membutuhkan teknik dan taktik yang berbeda. Kelompok merah, kata Sigit, susah untuk diajak bicara dan cenderung menghindari.
"Yang bersangkutan pernah ditangkap karena peristiwa bom Cicendo dan sempat dihukum 4 tahun," kata dia dalam keterangannya kepada wartawan di Polsek Astanaanyar, Rabu, 7 Desember 2022.
Sigit mengatakan Agus memiliki nama alias Abu Muslim. Ia terafiliasi ke kelompok Jamaah Anshorut Daulah atau JAD Bandung dan JAD Jawa Barat. "Saat ini tim terus bekerja untuk menuntaskan kasus ini," kata dia.
Sementara itu Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan pelaku bom bunuh diri tersebut bergerak sendiri alias lone wolf. Hal ini berdasarkan hasil penyelidikan sementara yang dilakukan oleh pihak BNPT. "Sementara iya, itu sementara iya lone wolf," ujar Boy Rafli.
Meski begitu, Boy menyampaikan bahwa pihaknya saat ini masih mendalami mengenai jaringan dari pelaku terorisme ini. Boy mengungkapkan bahwa pihaknya masih menyelidiki siapa yang membantu pelaku dalam melancarkan aksinya.
Saat melakukan bom bunuh diri, Agus membawa belasan kertas yang bertuliskan protes penolakan terhadap rancangan KUHP yang baru saja disahkan DPR RI. Protes itu antara lain membahas masalah zina dan lain sebagainya. Protes terhadap KUHP sempat diduga sebagai alasan Agus melakukan bom bunuh diri.
Namun demikian, Wakil Ketua MPR Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid, menilai perlu bukti lebih lanjut untuk menyebut bahwa peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar berhubungan dengan pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).
Untuk kepribadian, Agus Sujatno dikenal sebagai sosok yang pendiam dan tertutup. Menurut informasi dari tetangga, Agus berprofesi sebagai tukang parkir di Solo. Di sana Agus menyewa kamar indekos di Desa Siwal, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo dan tinggal bersama istrinya, Ruswati serta anaknya, sejak September 2021. Menurut keterangan tetangga kos, istri Agus Sujatno juga dikenal tertutup.
M JULNIS FIRMANSYAH I MUTIA YUANTISYA | AHMAD FIKRI | SEPTHIA
Baca: Cerita Warga Bandung saat Dengar Ledakan Bom Polsek Astanaanyar
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.