TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Said Abdullah, menanggapi Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief, yang menyebut kubu Hasto di PDIP cenderung lebih sombong. Menurut Said, partainya tidak mengenal adanya kubu sosok tertentu.
“Di PDIP tidak ada kubu. Itu saya pastikan. Andi Arief jangan coba-coba memecah belah PDIP, seakan-akan di PDIP ada kubu-kubuan,” kata Said di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 8 November 2022.
Dia menjelaskan, kader PDIP tidak pernah mengenal kubu. “Jangan sampai di Demokrat banyak kubu, banyak fraksi, tiba-tiba ke PDIP, itu salah alamat,” kata dia.
Said menyebut komunikasi PDIP dengan Partai Demokrat berjalan baik. Adapun dia sendiri sebagai Ketua Badan Anggaran mengaku kerap berkomunikasi dengan Ketua Fraksi Partai Demokrat, Edhie Yudhoyono alias Ibas. Putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini juga merupakan Wakil Ketua Badan Anggaran DPR.
“Ya saya komunikasi dengan Pak Ibas. Saya Ketua Banggar, Pak Ibas Wakil Ketua Banggar. Masa tidak berkomunikasi. Andi Arief yang salah alamat,” kata Said.
Andi Arief sebelumnya menyebut komunikasi Demokrat dengan partai anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) berjalan baik. Adapun koalisi ini terdiri atas Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Tak hanya KIB, Andi menyebut komunikasi Partai Demokrat dengan Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang tergabung dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) juga harmonis.
Menurut dia, partai di KIB maupun KIR tidak sombong dan mau berkomunikasi. Dia menyebut partai-partai ini juga punya kesadaran bahwa membangun bangsa tidak bisa sendirian.
Sementara PDIP, kata Andi, hanya sebagian besar saja yang mau membuka keran komunikasi. "PDIP pun sebagian besar mau berkomunikasi dengan Partai Demokrat, hanya kubu Pak Hasto yang tidak mau berkomunikasi yang aliran sombong, ya saya kira itu hak dari PDIP,” kata Andi saat dihubungi, Selasa, 8 November 2022.
Baca: PKS Dilirik Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, NasDem: Godaan Penguji Iman