TEMPO.CO, Jakarta - Calon mitra koalisi Partai NasDem, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sedang dilirik oleh koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang digawangi oleh Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Adapun saat ini, Partai NasDem dan PKS sedang menjalin koalisi bersama Partai Demokrat.
Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya, menyebut godaan koalisi KIR kepada PKS hanyalah dinamika semata. Menurut dia, lirikan koalisi KIR kepada PKS merupakan penguji iman.
“Tidak apa, itu dinamika saja. Namanya cewek cantik digoda-goda itu bagian dari godaan. Itu kan namanya godaan menguji keimanan kita berkoalisi, itu saja,” kata Willy di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 8 November 2022.
Willy menegaskan hubungan partainya dengan PKS sangat mesra. Menurut dia, hubungan ini terjalin berdasarkan suka sama suka, alih-alih kawin paksa.
“Ya sangat mesra lah, kan kami jatuh cinta itu bukan kawin paksa atau dijodohkan. Dan ada yang dipaksa dan dijodohkan, kan bukan begitu. Ini kan datang dengan cinta kasih,” kata dia.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal PKB, Faisol Reza, membenarkan jika koalisi Kebangkitan Indonesia Raya telah membuka keran komunikasi dengan PKS untuk mengajak bergabung ke koalisi. Ia meminta publik mendoakan agar komunikasi ini berjalan baik serta lancar.
“Sudah berjalan (komunikasi dengan PKS). Mohon doanya,” kata Faisol kepada Tempo, Sabtu, 5 November 2022.
Alasan KIR ajak PKS bergabung
Faisol menjelaskan, PKS menarik untuk diajak bergabung ke KIR karena perannya dalam demokrasi Indonesia saat ini. Menurut dia, PKS konsisten dalam menjalankan perannya sebagai partai oposisi.
“Benar, karena oposisi. Dalam demokrasi, oposisi juga menjadi faktor penting agar ada kontrol dan penyeimbang untuk program pemerintah yang dijalankan bagi masyarakat,” kata Faisol.
Sementara itu, Juru Bicara PKS, Muhammad Kholid, mengatakan partainya saat ini berfokus menuntaskan pembahasan di koalisi perubahan bersama Partai NasDem dan Demokrat.
“Kami sedang fokus tuntaskan proses di koalisi perubahan bersama NasDem dan Demokrat,” kata Kholid kepada Tempo, Sabtu, 5 November 2022.
Menurut Kholid, tim kecil dari PKS, NasDem, dan Demokrat sudah membahas banyak hal. Sejauh ini, kata dia, ketiga partai kompak dan solid untuk membentuk koalisi.
“Udah jauh pembahasan di poros perubahan. Alhamdulillah kami kompak dan solid. Perbedaan itu alamiah, dinamika politik yang biasa saja,” ujarnya.
Saat tim kecil dihadapkan pada dinamika, Kholid menyebut ketiganya sama-sama berjuang mencari titik temu, alih-alih titik tolak. Dia mengatakan semangat untuk mencari titik temu merupakan modal penting untuk mewujudkan kesepakatan.
"Baik PKS, NasDem, dan Demokrat sama-sama berjuang mencari titik temu, bukan titik tolak. Kalau semangatnya titik temu, maka akan ada kata sepakat, terbuka jalannya. Insya Allah,” kata dia.
Baca: AHY dan Aher Disodorkan Jadi Cawapres Anies, NasDem: Kalau Jadi Syarat Koalisi Tak Mungkin Dipenuhi