Relawan pemenangan Anies Baswedan sepakat bahwa persatuan dan kesatuan bangsa menjadi yang utama dari kepentingan kelompok, suku, agama maupun golongan. Kesepahaman paling penting adalah menyosialisasikan Anies dengan santun dan damai. Tidak dengan cara-cara menghasut, memfitnah dan sumpah serapah. Menyepakati simbol perlawanan dengan meletakkan telunjuk di bibir untuk menghadapi buzzer dan provokator yang ingin memecah belah bangsa.
"Kami minta mereka diam, kita juga akan diam. Tapi saya pastikan, mulut para relawan tidak akan pernah tertutup mendukung Pak Anies untuk mengantarkannya menjadi presiden," kata Iskandar.
Selama menjabat Gubernur DKI Jakarta, masih kata Iskandar, Anies dinilai sebagai satu-satunya gubernur yang paling banyak mendapat caci maki, sumpah serapah, dihasut, dihujat dan difitnah. Namun diam, tetap tersenyum dan tidak membalas satu kata pun terhadap orang-orang yang marah, iri, dengki kepadanya.
Iskandar mengajak semua relawan meneladani apa yang dilakukan Anies. Tidak membalas, menyerang kembali dengan caci maki dan fitnah karena itu yang mereka harapkan. Membuat polarisasi anak bangsa selalu terbelah.
"Mari kita lakukan politik-politik yang santun. Sosialisasi dilakukan dengan cara-cara yang baik karena Pak Anies itu orang baik," imbuhnya.
Hingga saat ini, Partai NasDem memang menjadi satu-satunya partai yang telah mendeklarasikan secara resmi untuk mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden. Meskipun demikian, Partai Demokrat dan PKS telah secara intensif menjalin komunikasi dengan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.