Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Siswa-siswi yang Terbantu KJP Plus

image-gnews
Iklan

INFO NASIONAL – Fajar Karta Sasmita optimistis tahun depan bisa melanjutkan kuliah. Ia sudah menyisihkan sebagian uang yang diperolehnya dari Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus. “Sejak SD sudah dapat KJP. Dulu ibu yang pegang kartunya, sekarang kakak yang pegang supaya bisa kontrol pengeluaran dan pastikan ada tabungan,” ujar siswa kelas 12 di SMAN 43, Jakarta Selatan, kepada Tempo, Rabu, 26 Oktober 2022.

Kendati belum menetapkan pilihan tempat kuliah, Fajar ingin bidang studi yang ditempuhnya nanti sesuai jurusannya di SMA, yakni Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Ia mengaku sangat ingin kuliah, namun tidak bisa berharap banyak kepada orang tuanya. Ayahnya sehari-hari bekerja sebagai satpam, sementara ibunya tidak memiliki penghasilan.

Karena itu, Fajar berupaya menghemat bantuan KJP Plus. Terlebih saat ini pengeluaran rutin per bulan hanya untuk membeli kuota internet sekitar Rp100–150 ribu. Sisanya ditabung. “Beli alat tulis seperti buku, pulpen, kan enggak tiap bulan. LKS (Lembar Kerja Siswa) didapat dari sekolah. Berangkat sekolah juga lebih hemat karena diantar ayah pakai motor. Sementara tiap bulan dapat uang KJP Rp420 ribu,” katanya.

Berbeda dengan Neyna, pelajar kelas 2 di SMK 25. Kebutuhan sekolahnya cukup banyak. Ia harus membeli modul, buku penunjang, alat praktik, alat tulis, dan ongkos ke sekolah. Seluruh keperluan itu memang tercukupi melalui KJP Plus sebesar Rp450 ribu per bulan. 

“Kalau untuk SMK memang lebih besar daripada SMA. Apalagi kalau ajaran baru dapat lagi untuk beli seragam. Saya bisa nabung kok, Om, tapi enggak banyak. Pokoknya setiap ambil di ATM masih ada saldo. Makanya kadang lupa kalau ditanya dapat berapa per bulan,” ujar Neyna sambil terkekeh. Karena keperluan sekolahnya cukup banyak, ia hendak langsung bekerja setelah lulus. “Ingin bantu orang tua. Ayah saya tukang cukur, ibu ya ibu rumah tangga,” ucapnya. 

Neyna sangat bersyukur mendapat KJP Plus. Dua adiknya pun mendapat fasilitas serupa. Menurutnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta semakin bagus, semakin memperhatikan warganya. “Alhamdulillah banget kita bisa sekolah dengan tenang,” tuturnya.

KJP Plus membagi kategori sekolah menjadi tiga, yakni kategori A untuk Sekolah/Madrasah Negeri, Kategori B untuk Sekolah/Madrasah Swasta, dan Kategori C untuk Sekolah/Madrasah Swasta Peserta PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) Bersama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk siswa SMA/Madrasah Negeri, dana bantuan yang diterima siswa Rp420 ribu. Sedangkan pada Kategori B, karena pendidikan swasta akan ditambah bantuan SPP Rp200 ribu. Berbeda lagi dengan Kategori C yang membagi lagi menjadi tiga klaster. Untuk Klaster SMA/Madrasah Swasta Klaster 1 maksimum bantuan SPP Rp620 ribu, Klaster 2 Rp920 ribu, dan Klaster 3 Rp1.100.000.

Selain dana bantuan, KJP Plus menggratiskan siswa untuk masuk ke museum dan tempat wisata seperti Ancol, Ragunan, dan Monas. Siswa KJP Plus juga gratis naik Transjakarta dan belanja enam jenis pangan bersubsidi.

“Iya, aku juga dengar fasilitas itu, Om, tapi belum pernah coba. Ingin sih sesekali jalan-jalan naik Transjakarta, untuk buktikan apakah benar gratis. Kalau sekarang kan, dari rumah ke sekolah naik mikrolet dan belum ada JakLingko,” kisah Neyna yang tinggal di wilayah Kebagusan, Jakarta Selatan. Saat ini yang baru ia manfaatkan adalah pembelian pangan bersubsidi. “Tapi yang beli ibu. Kita seperti dapat potongan harga, jadi lebih murah dan harus ke pasar untuk beli,” tambahnya.

Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Pendidikan secara bertahap terus menambah jumlah penerima KJP Plus. Pada 2018 sebanyak 805.015 siswa di Tahap 1 dan 905.919 di Tahap 2. Sedangkan pada 2022 sebanyak 849.170 siswa di Tahap 1, sementara Tahap 2 masih menanti data akhir. 

Adapun siswa penerima di Tahap 1 2022 berasal dari anak keluarga pekerja (18.468), anak pengemudi JakLingko (432), anak panti (604), disabilitas (94), eksisting (176.453), PPDB Bersama (759), dan dari data Data Terpadu Kesejahteraan Sosial atau DTKS (652.360). Selain itu, peserta didik Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) serta anak yang tidak sekolah atau putus sekolah juga menjadi sasaran program KJP Plus.

Syarat menjadi penerima program KJP Plus yakni terdaftar dalam DTKS, diusulkan oleh Dinas Sosial untuk anak panti sosial, diusulkan oleh Dinas Perhubungan untuk anak pengemudi JakLingko, direkomendasikan kantor kelurahan untuk anak yang putus sekolah, atau diusulkan oleh Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Dinas Pendidikan untuk peserta LKP. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Strategi Pertamina Menjaga Ketahanan Energi dan Kelestarian Lingkungan

2 jam lalu

Strategi Pertamina Menjaga Ketahanan Energi dan Kelestarian Lingkungan

Direktur Utama Pertamina Persero, Nicke Widyawati, paparkan strategi ketahanan energi dan kelestarian lingkungan, saat menjadi panelis dalam sharing session CEO Forum Acara The 48th Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention & Exhibition


Bamsoet Apresiasi Kehadiran Jip BAIC Indonesia

2 jam lalu

Bamsoet Apresiasi Kehadiran Jip BAIC Indonesia

Ada dua model yang hendak dipasarkan, yaitu BAIC BJ-40 Plus dan SUV (Sports Utility Vehicle) BAIC X55-II.


Kopi Kenangan Bantu Peremajaan SDN 5 Bojong Garut

2 jam lalu

Kopi Kenangan Bantu Peremajaan SDN 5 Bojong Garut

Selain peremajaan fasilitas sekolah, Kopi Kenangan mengajak Yayasan 1000 Guru mengadakan kegiatan.


KKP Usung 25 Tahun Transformasi Kelautan dan Perikanan di AJSB 2024

3 jam lalu

KKP Usung 25 Tahun Transformasi Kelautan dan Perikanan di AJSB 2024

Kegiatan ini menandai perjalanan seperempat abad KKP dalam mengelola sektor kelautan dan perikanan nasional.


Pertamina Jadi Pionir BUMN Sektor Energi dengan Menggandeng JCCP

3 jam lalu

 Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Emma Sri Martini mewakili Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan Chief Executive Officer (CEO) Japan Cooperation Center For Petroleum & Sustainable Energy (JCCP) Tsuyoshi Nakai menandatangani MoU Exchange
Pertamina Jadi Pionir BUMN Sektor Energi dengan Menggandeng JCCP

Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini mengatakan, kolaborasi antara Pertamina dan JCCP menjadi upaya Pertamina dalam menghadapi tantangan transisi energi, khususnya trilema energi melalui langkah inisiatif dan kerjasama dengan berbagai pihak.


Wali Kota Pematangsiantar Menghadiri Acara Pembukaan MTQN Ke-56

4 jam lalu

Wali Kota Pematangsiantar Menghadiri Acara Pembukaan MTQN Ke-56

Al-Quran harus dijadikan inspirasi dalam membangun nilai-nilai kerukunan, toleransi dan keharmonisan sekaligus solusi dari berbagai persoalan aktual umat dan bangsa.


Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

4 jam lalu

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melepas satuan brigade alat dan mesin pertanian (brigade alsintan) menuju Kabupaten Merauke.


Pos Indonesia Bagikan Bansos Sembako dan PKH Tahap 2 di Bali

6 jam lalu

Pos Indonesia Bagikan Bansos Sembako dan PKH Tahap 2 di Bali

Sebanyak 44.400 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dijadwalkan menerima bansos sembako dan PKH di Bali.


Susanti Dewayani Daftar ke Partai Demokrat di Pilkada Pematangsiantar

7 jam lalu

Susanti Dewayani Daftar ke Partai Demokrat di Pilkada Pematangsiantar

Wali Kota Pematangsiantar, Susanti Dewayani, menyerahkan formulir pendaftaran sebagai Calon Wali Kota Pematangsiantar ke Partai Demokrat


Mentan Minta Madura Kembali Wujudkan Swasembada Pangan

9 jam lalu

Mentan Minta Madura Kembali Wujudkan Swasembada Pangan

Indonesia pernah swasembada pada 2017, 2019, dan 2020. Pertanian di Madura punya potensi besar menjadi lumbung pangan.