Pengamat sepak bola Tommy Welly sepakat dengan rekomendasi TGIPF itu. Dia juga menilai PSSI wajib bertanggung jawab dalam insiden ini. Ia menenambahkan kompetisi yang berlangsung di Indonesia bukan pertanda antar kampung atau tarkam.
“Pertandingan antara Persebaya melawan Arema adalah kompetisi resmi,” kata pria yang akrab disebut Bung Towel tersebut.
Bung Towel mengatakan setiap pertandingan resmi selalu dilegitimasi oleh panitia pelaksana PT Liga Indonesia Baru (LIB). Ia menambahkan, hasil investigasi PSSI hanya menghukum orang-orang di panitia penyelenggara.
“Ini tidak fair, secara struktural semua harus tanggung jawab,” katanya.
Bung Towel meminta PSSI menjalankan rekomendasi TGIPF tersebut. Dia mendesak Mochamad Iriawan untuk mundur dari jabatannya. Dalam hal itu, kata dia, sepak bola di Indonesia akan rusak jika PSSI tidak menjalankan rekomendasi tersebut.
Ketua Forum Komunikasi Suporter Indonesia Richard Achmad juga sepakat dengan rekomendasi TGIPF. Dia mengatakan PSSI dan PT LIB adalah satu kesatuan yang harus ikut bertanggung jawab dalam Tragedi Kanjuruhan.
Richard menilai selama ini PSSI dan penyelenggara pertandingan tampak mengacuhkan soal keamanan suporter. Padahal, menurut dia, selama ini klub atau PSSI sangat bergantung pendapatannya dari supoter karena minimnya sponsor.
“Sekarang, suporter itu jadi "sapi perah". Hak-hak mereka tidak diperhatikan.” kata Richard.
Richard juga menekankan pentingnya pertanggungjawaban dan penyelidikan yang memperhatikan jalur komando penembakan gas air mata pada Tragedi Kanjuruhan. Ia menilai bahwa pihak yang mengeluarkan komando juga harus diperiksa dan dijadikan tersangka, jika memang terindikasi melakukan kesalahan.
MUH RAIHAN MUZAKKI