Sesampainya di dalam rumah, Ferdy Sambo memerintahkan Kuat Ma'ruf untuk memanggil Bripka Ricky Rizal dan Brigadir J.
"Wat! Mana Ricky dan Yosua...panggil!" kata Sambo dengan nada tinggi.
Selain itu, Sambo juga meminta agar Richard mempersiapkan pistol Glock 17 miliknya yang akan digunakan untuk mengeksekusi Yosua.
"Kokang senjatamu!," kata Sambo kepada Richard yang saat itu berada di dekatnya. Richard kemudian menyelipkan pistol itu di pinggang sebelah kanan.
Ricky dan Yosua kemudian masuk ke dalam rumah sekitar pukul 17.12 WIB atas perintah Sambo. Menurut kesaksian Ricky, Yosua tampak tak terlihat curiga akan dihabisi saat itu.
Kuat ikut masuk ke dalam rumah. Dia juga disebut bersiap untuk ikut menghabisi Yosua dengan membawa pisau di dalam tas selempangnya.
"Untuk berjaga-jaga apabila terjadi perlawanan dari korban Nofriansyah Yosua Hutabarat," tulis jaksa dalam dakwaan.
Eksekusi dimulai
Sambo, Ricky, Richard dan Kuat pun bertemu di ruang tengah dekat meja makan. Ferdy Sambo langsung berhadapan dengan Yosua dan memegang leher bagian belakangnya.
Sambil mendorong Yosua ke depan tangga, Sambo memerintahkan ajudannya tersebut untuk jongkok. Richard berada di kanan Sambo sementara Kuat berada di belakangnya bersama Ricky. Putri disebut berada di dalam kamarnya yang berjarak hanya sekitar tiga meter dari posisi Yosua.
"Jongkok kamu," kata Sambo kepada Yosua.
Tak mengerti apa yang terjadi, Yosua justru mengangkat tangannya ke depan sambil sedikit mundur. "Ada apa ini," kata Yosua.
Tanpa banyak bicara, Sambo lantas memerintahkan Richard untuk melepaskan tembakan. "Woy...!kau tembak...!kau tembak cepaaat!! Cepat woy kau tembak!!!" kata Sambo.
Selanjutnya, 4 tembakan Richard dan Yosua belum meninggal