TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menyebut peluang koalisi antara PDIP dengan Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB masih kecil. Walaupun Puan Maharani baru saja menemui Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto selaku salah satu anggota KIB.
"Tidak bisa mengukur KIB gabung dengan PDIP, karena itu hanya pertemuan dengan Airlangga, bukan pertemuan Puan dengan Ketum di KIB," ujar Ujang saat dihubungi Tempo, Ahad, 9 Oktober 2022.
Ujang menjelaskan, jika ingin PDIP mendapat dukungan dari KIB, maka Puan perlu bertemu dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono. Sampai saat itu terjadi, Ujang mengatakan poros pada Pilpres 2024 bakal tetap ada empat, yakni PDIP, KIB, Partai Demokrat - PKS - NasDem, dan Gerindra - PKB.
"Poros tiga dan empat bagus, karena kalau dua bisa memicu polarisasi dan kalau lebih dari dua masyarakat punya banyak pilihan. Ada pemecah ombak karena ada poros ketiga dan keempat," kata Ujang.
Sebelumnya, pertemuan antara Puan Maharani dengan Airlangga berlangsung pada Sabtu kemarin di Monas, Jakarta Pusat. Dalam pertemuannya dengan Puan, Airlangga menyatakan partainya bakal membuka ruang selebar-lebarnya untuk kerja sama. Menurutnya, membangun negeri perlu partisipasi dari anak bangsa, termasuk para partai politik.
“Langkah-langkah yang diambil baik oleh Golkar maupun PDIP sudah dipahami bersama, ruang-ruang untuk kerja samanya sangat luas dan terbuka lebar,” kata Airlangga, Sabtu, 8 Oktober 2022.
Sementara itu, Puan menyebut pertemuannya dengan Airlangga bakal berlanjut untuk menyamakan pemikiran dan persepsi. Sebab, kata dia, gelaran Pemilu 2024 masih panjang. Sehingga, dalam kurun waktu tersebut baik PDIP maupun Partai Golkar bakal membangun dan membuka ruang komunikasi.
Kendati Partai Golkar telah tergabung dalam KIB, Puan mengatakan hal tersebut tidak akan menghalanginya untuk berkomunikasi dengan Golkar. Menurutnya, Partai Golkar akan membuka diri untuk menyamakan persepsi demi Indonesia yang lebih baik.
"Walapun saya memahami Pak Airlangga sebagai Ketum dengan KIB yang sudah punya komitmen bersama, namun yang bisa saya tangkap untuk membangun bangsa dan negara ini tidak perlu kemudian kita menutup diri. Kita harus tetap membuka diri, membuka ruang pemikiran, menyamakan persepsi. Semakin banyak ruang itu dibuka untuk bergotong royong akan semakin baik,” ujar Puan Maharani.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.