TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah ledakan terjadi di asrama polisi di Jalan Srikandi, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, Ahad 25 September 2022, sekitar pukul 18.30. Adapun korban dari kejadian itu, Bripka Dirgantara Pradipta Sukoco, hingga Senin, 26 September 2022, masih menjalani perawatan intensif di RSUD Dr Moewardi Solo lantaran luka berat yang dialaminya.
"Saya harapkan tidak usah resah, memang benar ledakan itu bukan bom dan teror. Situasi TKP saat ini sudah normal kembali, proses identifikasi Inafis maupun Labfor sudah selesai dan tidak ada kejadian yang menonjol di wilayah Sukoharjo, termasuk masyarakat sekitar sudah melaksanakan aktivitas seperti biasa," kata Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi. Ia mengatakan ledakan di Asrama Brimob Sukoharjo pada Senin 26 September 2022, bukanlah teror yang dikirim ke Polisi.
Sebelum kasus ini, teror bom di Sukaharjo cukup sering terjadi. Biasanya sasarannya kantor institusi negara sampai tempat ibadah. Berikut runtutan peristiwa teror bom tersebut dalam beberapa tahun ke belakang:
Tahun 2010
Aksi pada Desember 2010 adalah teror bom di sejumlah tempat menjelang perayaan Natal. Ancaman terjadi selama tiga hari berturut-turut sejak tanggak 7 hingga 10 desember 2010. Salah satunya adalah bom rakitan yang ditemukan di dekat pagar luar Polsek Pasar Kliwon. Selain itu sejumlah ancaman teror bom molotov juga terjadi di beberapa gereja di Klaten dan Sukoharjo.
Baca Juga:
Tahun 2016
Di tahun ini, Kepolisian Daerah Jawa Tengah telah menangkap terduga teroris di Desa Bugel, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo oleh Densus 88 anti-teror. Penangkapannya sendiri dilakukan pada tanggal 29 Mei 2017. Dalam laporan Tempo, teroris tersebut bernama Wahyudi yang merupakan bagian dari jaringan teroris, yang punya keterkaitan dengan kelompok Nur Sholikhin.
Pada tahun yang sama, personel Densus juga membekuk Hariyanto alias Hasan alias Ustadz Hasan Al Rosyid di Undepass Makam Haji, Kartasura, Sukaharjo. Dari informasi yang diperoleh, Haryanto merupakan kakak kandung dari teroris Arif Hidayatullah yang terlibat dalam insiden bom Jakarta pada awal tahun 2016.
Adapun teror yang terjadi pada 3 Desember 2016, ditemukan sebuah botol berisi cairan di taman Candi Resto di Sukoharjo. Di dekat botol ditemukan dua buah kertas gulungan berbentuk silinder sebesar jari kelingking dan di lakban dengan botol tersebut.
Tahun 2018
Selanjutnya pada 2018, melansir Antaranews, bahwa Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri melakukan tindakan tegas terukur terhadap seorang terduga teroris berinisial SU di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Hal ini mereka lakukan karena adanya perlawanan agresif yang dilakukan oleh terduga teroris tersebut. Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan, SU melakukan penyerangan terhadap petugas saat penegakan hukum dengan menabrakkan mobilnya ke arah petugas.
Tahun 2019
Selanjutnya pada 2019, telah terjadi sebuah ledakan bom bunuh diri tepat di di Tugu Kartasura milik Polres Sukoharjo pada 3 Juni 2019. Akhirnya jalur yang terletak di persimpangan di simpang Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Ahmad Yani ini disterilkan untuk kepentingan penyelidikan.
Pelaku yang masih berusia 23 tahun disebut polisi terpapar ideologi kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS, meski dirinya sendiri tak tergabung dengan kelompok teror apapun. Ia diduga mengincar pahala ramadan melalui jihad yang menyimpang, menurut pengamat terorisme.
Kepolisian menyebut pelaku bom di pos polisi Kartasura adalah seorang penjual gorengan bernama Rofik Asharuddin (RA). Pasukan Densus 88 Antiteror Mabes Polri kemudian melakukan penggeledahan di rumah pelaku bom bunuh diri di Kampung Kranggan, Desa Wirogunan, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.
FATHUR RACHMAN
Baca: Polda Jateng Sebut Ledakan di Asrama Brimob Sukoharjo: Bukan Aksi Terorisme
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.