TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengimbau masyarakat Aceh mewaspadai potensi gempa susulan yang lazim terjadi usai guncangan berskala besar. Hal ini setelah terjadi gempa dengan Magnitudo 6,4 pada dini hari di Aceh.
"Memang gempa susulan untuk gempa berkekuatan di atas Magnitudo 6 lazim terjadi, meski kekuatannya belum tentu besar," kata Daryono dalam konferensi pers Perkembangan Pasca-Gempa Bumi Aceh di YouTube BMKG di Jakarta, Sabtu 24 September 2022.
Hingga pukul 08.10 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya dua aktivitas gempa bumi susulan di Aceh dengan Magnitudo 2,6 pukul 05.00 WIB dan Magnitudo 2,7 pukul 05.09 WIB.
Ia mengatakan gempa susulan lazim terjadi usai pergeseran bebatuan karena sumber yang mengalami rekahan akan bergerak mencari keseimbangan teknis di lokasi itu.
"Saat keseimbangan dicari, bisa terjadi rekahan baru atau pergerakan balik sehingga menghasilkan pergerakan yang memancar energi gempa," ujarnya.
Prediksi terkait gempa susulan berskala besar di Aceh hingga saat ini belum diperoleh BMKG, kata Daryono.
Namun demikian, setelah gempa berkekuatan Magnitudo 6,4 di wilayah pantai barat Aceh pada Sabtu ini pukul 03.53 WIB, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 3,75° Lintang Utara dan 95,97° Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 44 kilometer arah selatan Kota Meulaboh, Aceh, pada kedalaman 53 kilometer.
"Tapi tidak perlu takut dan khawatir berlebihan sebab tidak ada potensi tsunami," katanya.
GADIS OKTAVIA | ANTARA
Baca: BMKG: Gempa Magnitudo 6,4 di Aceh Akibat Aktivitas Subduksi Lempeng