Sebelumnya, pidato SBY yang videonya viral di media sosial itu mendapatkan tanggapan dari Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Dia menyatakan pernyataan itu menunjukkan kecurigaan dan kekhawatiran yang berlebihan. Dia menyebut SBY hanya menuduh tanpa didasari fakta.
“Rapimnas hendaknya dipakai untuk menyampaikan politik kebenaran, bukan politik fitnah. Kami tidak terima karena hal tersebut dituduhkan secara langsung pada pemerintahan Joko Widodo,” kata Hasto dalam gelaran konferensi pers daring pada Minggu, 18 September 2022.
Hasto justru berbalik menuding adanya kecurangan yang dilakukan Partai Demokrat pada Pemilu dan Pilpres 2009. Hasto menyatakan kenaikan suara Partai Demokrat yang mencapai 30 persen sebagai anomali dalam Pemilu. Kenaikan drastis perolehan suara Partai Demokrat dan popularitas SBY disebut Hasto imbas dari kebijakan populis yang dikeluarkan pemerintah mendekati masa Pemilu.
Dia mengatakan SBY menggelontorkan dana negara sebesar miliaran dolar Amerika untuk kepentingan elektoral dalam bentuk kebijakan, seperti penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT), hingga beras miskin atau raskin.
“Ini ada data semua, dan ini tidak dilakukan Jokowi. Bagaimana SBY bisa katakan bahwa Jokowi Jahat? Merencanakan kecurangan Pemilu? Pemilunya saja masih jauh,” kata Hasto.
Hasto juga menuding SBY menggunakan dana bailout Bank Century untuk pemenangan Pemilu dan Pilpres 2009. Selain itu, dia juga menuding adanya penggunaan instrumen negara, penyusupan agen ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), hingga pengerahan aparatur negara.