TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mengatakan indonesia sedang tidak baik-baik saja. Dia mengatakan, setidaknya ada tiga masalah yang sekarang sedang dihadapi bangsa ini.
"Yang pertama terkait ekonomi dan kesejahteraan rakyat, kedua demokrasi dan kebebasan sipil, dan yang ketiga terkait keadilan dan penegakan hukum," kata AHY dalam pembukaan Rapat Pimpinan Nasional atau Rapimnas Partai Demokrat di Jakarta Convention Center pada Kamis, 15 September 2022.
Menurut dia, Partai Demokrat menangkap hal itu dari masyarakat di berbagai daerah. "Saya yakin kita bisa menyimpulkan bahwa Indonesia hari ini sedang tidak baik-baik saja," ujar AHY.
Di sela-sela pidato AHY, teriakan dari para peserta Rapimnas yang mendukung AHY untuk menjadi calon presiden terdengar menggema. "AHY presiden, AHY presiden."
AHY menjelaskan, masalah pertamayang dialami Indonesia saat ini adalah ekonomi dan kesejahteraan rakyat. "Fiskal terbatas, utang tinggi, daya beli lemah, dan UMKM terpukul," kata dia.
Mayor TNI (Purnawirawan) itu mengatakan, masalah demokrasi dan kebebasan sipil saat ini mengalami kemunduran. Begitu pula dengan meningkatnya politik uang, politik identitas, maupun politik fitnah.
"Demokrat adalah partai nasionalis religius, kita ingin menghadirkan kerukunan antaridentitas, antarumat beragama, antarsuku ras etnis, dan semua karena ini adalah negara kita. indonesia untuk semua, bukan hanya untuk sebagian orang," kata AHY.
Dia pun menyebut Indonesia saat ini kembali ke masa otoritarian seperti kekuasaan tanpa batas, kekuasaan oleh segelintir orang, dan pembungkaman suara rakyat.
Sedangkan permasalah ketiga menurut dia adalah soal keadilan dan penegakan hukum. AHY menyoroti netralitas dan independensi lembaga penegak hukum, praktik kriminalisasi, dan menguatnya ketidakadilan yang menjadi keresahan masyarakat Indonesia.
Pada kesempatan itu, AHY pun membandingkan dengan masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Dia menampilkan beberapa foto di era Presiden SBY itu.
Namun, AHY mengatakan, nostalgia masa lalu tidak cukup untuk meyakinkan rakyat. Dia mengatakan, perjuangan Partai Demokrat saat ini adalah untuk mengembalikan pembangunan seperti pada masa SBY.
Sebagai partai oposisi yang bersifat logis, kritis, dan konstruktif, Partai Demokrat, kata dia, setia berjalan mendukung kesejahteraan rakyat.
"Insyaa Allah, harapan dan dukungan rakyat terhadap Partai Demokrat semakin kuat," kata putra sulung SBY itu.
Baca juga: 21 Tahun Perjalanan Partai Demokrat, Gonjang Ganjong KLB dan Versi Moeldoko
NUGROHO CATUR PAMUNGKAS