Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berdiri Sebelum Indonesia Merdeka, Berikut Sejarah Pondok Modern Darussalam Gontor

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Seorang santri sedang berjalan di depan gedung rektorat Institut Studi Islam Darussalam, Ponorogo Jawa Timur, 21 Juli 2014. Perguruan tinggi ini merupakan salah satu hasil pengelolaan wakaf di Pondok Modern Darussalam Gontor. TEMPO/Nofika Dian Nugroho
Seorang santri sedang berjalan di depan gedung rektorat Institut Studi Islam Darussalam, Ponorogo Jawa Timur, 21 Juli 2014. Perguruan tinggi ini merupakan salah satu hasil pengelolaan wakaf di Pondok Modern Darussalam Gontor. TEMPO/Nofika Dian Nugroho
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang santri Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, berinisial AM (17) meninggal dunia setelah mengalami penganiayaan. Juru Bicara Pondok Modern Darussalam Gontor, Noor Syahid, mengakui adanya dugaan penganiayaan tersebut

"Berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, kami memang menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan almarhum wafat," kata Noor Syahid melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo, Senin malam, 5 September 2022.

Profil Ponpes Darussalam Gontor

Melansir gontor.ac.id, cikal bakal berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor ialah dari pembentukan Pondok Tegalsari yang dibentuk oleh Kyai Ageng Hasan Bashari.

Lalu pada kepemimpinan Kyai Khalifah, seorang santri bernama Sulaiman Jamaluddin menikah dengan putri Kyai dan diberi kepercayaan untuk mendirikan pesantren sendiri di Desa Gontor, yang terletak  sebelah timur Tegalsari dan juga Kota Ponorogo.

Pada mulanya, Gontor hanya memiliki sekitar 40 santri. Namun ketika dipimpin langsung oleh Kyai Anom Besari, pendidikan dan jumlah santri semakin terus berkembang. Ketika ia wafat, lalu digantikan oleh generasi ketiga dari pendiri Gontor lama dengan pimpinan Kyai Santoso Anom Besari.

Di saat ia memimpin, ada ketiga putranya mencoba untuk melakukan perjalanan ke berbagai lembaga pendidikan dan pesantren. Setelah beres menutut ilmu, barulah mereka kembali untuk meningkatkan ilmu di Ponpes Gontor bagi para santrinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelahnya, mereka langsung merubah sistem pendidikan di Gontor dan mendirikan Pondok Modern Darussalam Gontor bertepatan dengan 12 Rabiul Awwal 1345 atau pada tanggal 20 September 1926.

Hal itu bersamaan dengan terciptanya sistem Kulliyatu-l-Muallimin al-Islamiyah, yang merupakan program pendidikan pasantren selama enam tahun atau setingkat dengan jenjang pendidikan menengah.

Tidak hanya itu, ponpes ini juga mendirikan Perguruan Tinggi Darussalam (PTD) didirikan pada 17 November 1963. Kemudian berubah nama menjadi Institut Pendidikan Darussalam (IPD) dan berubah lagi menjadi Institut Studi Islam Darussalam (ISID).

FATHUR RACHMAN

Baca juga: Ponpes Gontor Komitmen Dukung Pengungkapan Kasus Penganiayaan Santri

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

2 Pengajar Pondok Pesantren di Kabupaten Agam Diduga Sodomi 40 Santri Sejak 2022

1 jam lalu

ilustrasi
2 Pengajar Pondok Pesantren di Kabupaten Agam Diduga Sodomi 40 Santri Sejak 2022

2 pengajar salah satu pondok pesantren di Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, ditangkap Polresta Bukittinggi karena mencabuli 40 santri.


Pertama Kali, Brasil Minta Maaf ke Jepang atas Persekusi di Era Perang Dunia II

12 jam lalu

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida (kiri) dan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva. REUTERS/(Kyodo)
Pertama Kali, Brasil Minta Maaf ke Jepang atas Persekusi di Era Perang Dunia II

Brasil untuk pertama kalinya meminta maaf kepada Tokyo, sejak negara Amerika Latin itu menganiaya imigran Jepang selama Perang Dunia II


Polres Simalungun Ungkap 2 Pengeroyok Karyawan PT Toba Pulp Lestari Residivis Kasus Penganiayaan

23 jam lalu

Masyarakat Adat Sihaporas bersama kuasa hukum merumuskan langkah-langkah yang akan dilakukan menyikapi penculikan lima orang Masyarakat Adat Sihaporas. Foto: AMAN
Polres Simalungun Ungkap 2 Pengeroyok Karyawan PT Toba Pulp Lestari Residivis Kasus Penganiayaan

Kapolres Simalungun mengatakan, dua tersangka Jonny Ambarita dan Thomson Ambarita merupakan residivis kasus penganiayaan pada 2019.


Kejaksaan Agung Beri Perlawanan atas Vonis Bebas Gregorius Ronald Tannur

1 hari lalu

Tersangka Gregorius Ronald Tannurmelakukan adegan rekonstruksi  di parkiran bawah tanah Lenmarc Mall, Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 10 Oktober 2023. Ronald yang merupakan anak anggota DPR fraksi PKB Edward Tannur itu melakukan 41 adegan reka ulang dalam kasus dugaan penganiayaan yang mengakibatkan korban bernama Dini Sera Afrianti tewas. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Kejaksaan Agung Beri Perlawanan atas Vonis Bebas Gregorius Ronald Tannur

Kejaksaan Agung akan mengajukan kasasi atas putusan Pengadilan Negeri Surabaya yang membebaskan terdakwa Gregorius Ronald Tannur.


Komisi III DPR Sebut Putusan Bebas Anak Eks Anggota DPR Ronald Tannur Memalukan

1 hari lalu

Ahmad Sharoni ketika menghadiri Pra-Kongres III yang diselenggarakan oleh Partai NasDem dengan tajuk Bidang Perempuan di Kantor DPP Partai NasDem, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 25 Juli 2024.Foto: Tempo/Fauzi Ibrahim
Komisi III DPR Sebut Putusan Bebas Anak Eks Anggota DPR Ronald Tannur Memalukan

Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menyebut, putusan bebas Ronald Tannur merupakan putusan yang memalukan.


Buntut Pengeroyokan Polisi, Ketua PSHT Sebut Pesilat yang Terlibat Harus Dihukum

1 hari lalu

Polres Jember memburu sejumlah pesilat anggota perguruan silat PSHT yang mengeroyok polisi.
Buntut Pengeroyokan Polisi, Ketua PSHT Sebut Pesilat yang Terlibat Harus Dihukum

Ketua Umum PSHT Pusat mendukung langkah Polda Jatim yang menetapkan 13 pesilat sebagai tersangka pengeroyokan polisi di Jember.


Profil Ronald Tannur, Anak Mantan Anggota DPR yang Divonis Bebas Kasus Pembunuhan

1 hari lalu

Gregorius Ronald Tannur yang divonis bebas oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Surabaya atas kasus pembunuhan di klub malam, Rabu 24 Juni 2024. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Profil Ronald Tannur, Anak Mantan Anggota DPR yang Divonis Bebas Kasus Pembunuhan

Ronald Tannur adalah anak dari Edward Tannur, mantan anggota DPR RI Fraksi PKB.


Komisi Yudisial Tanggapi Putusan Bebas Gregorius Ronald Tannur oleh PN Surabaya

1 hari lalu

Gregorius Ronald Tannur yang divonis bebas oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Surabaya atas kasus pembunuhan di klub malam, Rabu 24 Juni 2024. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Komisi Yudisial Tanggapi Putusan Bebas Gregorius Ronald Tannur oleh PN Surabaya

Komisi Yudisial merespons putusan bebas Pengadilan Negeri Surabaya terhadap terdakwa Gregorius Ronald Tannur.


Polda Jatim Tetapkan 13 Pesilat PSHT Jember sebagai Tersangka Pengeroyokan Polisi

1 hari lalu

Polres Jember memburu sejumlah pesilat anggota perguruan silat PSHT yang mengeroyok polisi.
Polda Jatim Tetapkan 13 Pesilat PSHT Jember sebagai Tersangka Pengeroyokan Polisi

Kapolda Jawa Timur Irjen Imam Sugianto mengatakan dari 22 orang anggota PSHT yang diperiksa, 13 orang ditetapkan sebagai tersangka pengeroyokan polisi


Gregorius Ronald Tannur Divonis Bebas Dalam Perkara Pembunuhan Dini Sera, Ini Pertimbangan Hakim

2 hari lalu

Gregorius Ronald Tannur yang divonis bebas oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Surabaya atas kasus pembunuhan di klub malam, Rabu 24 Juni 2024. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Gregorius Ronald Tannur Divonis Bebas Dalam Perkara Pembunuhan Dini Sera, Ini Pertimbangan Hakim

Hakim memerintahkan jaksa penuntut umum segera membebaskan terdakwa Gregorius Ronald Tannur dari tahanan segera setelah putusan dibacakan.