TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan simpatisan Anies Baswedan yang menamai diri Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI), mendatangi kawasan Candi Prambanan, Klaten pada Ahad lalu, 4 September 2022. Kedatangan mereka selain untu mengenalkan sosok Anies yang digadang-gadang maju dalam pemilihan presiden atau Pilpres 2024, sekaligus juga bentuk protes terhadap kenaikan BBM.
Sekjen SKI, Raharja Waluya Jati menyebut kunjungan pada itu untuk memberikan solidaritas pada pelaku sektor pariwisata di dalam negeri.
"Yang cepat atau lambat, mereka bakal terdampak oleh kenaikan harga BBM," ujar Jati dalam keterangannya, Rabu, 7 September 2022.
Jati menjelaskan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memperkirakan akan terjadi lonjakan biaya jasa sektor pariwisata hingga 20 persen akibat kenaikan BBM. Melonjaknya biaya itu dikhawatirkan mengurangi animo masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata.
“Teman-teman pelaku sektor pariwisata, seperti sopir, pedagang hingga pemandu wisata sudah dua tahun merasakan hantaman pandemi Covid-19. Saat berupaya bangkit, malah muncul kebijakan kenaikan harga BBM. Masyarakat perlu memberikan kontribusi nyata agar mereka bertahan,” kata Jati.
Presiden Jokowi mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi dan non-subsidi pada Sabtu kemarin, 3 September 2022. Harga BBM jenis Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter, solar bersubsidi naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Kenaikan juga terjadi pada BBM non subsidi Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter. Kenaikan ini merupakan yang kedua kalinya bagi Pertamax setelah pada April lalu pemerintah juga mengumumkan kenaikan dari harga sebelumnya Rp 9.500 per liter.
Sebagai kompensasi, pemerintah memberikan Bantuan Langsung Tunai atau BLT sebesar Rp 600 ribu untuk enam bulan kepada 20,65 juta keluarga kurang mampu. Selain itu, Jokowi juga bakal menyalurkan bantuan subsidi upah yang diberikan sebesar Rp600 ribu untuk 16 juta pekerja dengan gaji maksimum Rp 3,5 juta per bulan.
Sebelumnya, kritikan terhadap pemerintah terkait kenaikan harga BBM juga dilontarkan oleh para pendukung Anies Baswedan di media sosial. Eko Widodo misalnya, mempertanyakan dualisme sikap PDIP terkait masalah ini. Eko menyoroti sikap PDIP yang sempat mempeributkan kenaikan harga BBM saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Saat itu, sejumlah elit PDIP sempat menangis hingga walk out dari rapat Paripurna DPR RI.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.