Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peran 5 Tokoh Bangsa dalam KMB, Bung Hatta Pimpin Delegasi Konferensi Meja Bundar

image-gnews
Penandatanganan pengakuan kedaulatan Indonesia hasil Konferensi Meja Bundar. Tokoh dalam foto: Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr Willem Drees, Menteri Urusan Kolonial J.A Sassen, dan Moh Hatta. (Sumber: Buku 40 Tahun Indonesia Merdeka Jilid 1)
Penandatanganan pengakuan kedaulatan Indonesia hasil Konferensi Meja Bundar. Tokoh dalam foto: Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr Willem Drees, Menteri Urusan Kolonial J.A Sassen, dan Moh Hatta. (Sumber: Buku 40 Tahun Indonesia Merdeka Jilid 1)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 23 Agustus 1949, Konferensi Meja Bundar atau KMB diselenggarakan di Den Haag, Belanda. KMB atau De Ronde Tafel Conferentie (RTC) sendiri merupakan konferensi yang mempertemukan antara tiga perwakilan, yaitu pihak Belanda, Indonesia, United Nations Commission for Indonesia (UNCI), dan Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO).

Sementara tujuan diadakannya KMB ialah untuk menyelesaikan masalah antara Indonesia dan Belanda yang sudah sekian lama terjadi. Usai penjajahan Jepang, Belanda datang kembali untuk melancarkan serangan berkali-kali.

Pada tanggal 20 Juli 1947, Belanda melanggar perjanjian Linggarjati hingga terjadinya agresi militer pertama. Sementara pada 18 Desember 1948, Belanda melanggar Perjanjian Renville yang telah disepakati dan melakukan Agresi Militer II terhadap Indonesia. Akibatnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam sikap Belanda.

Maka dari itu KMB merupakan akhir dari perundingan antar kedua negara ini. Adapun berbagai tokoh penting yang menyukseskan KMB di Den Haag. Berikut adalah susunan tokoh dan jabatannya yang ada dalam KMB.

Muhammad Hatta sebagai pemimpin delegasi Indonesia, Muhammad Roem sebagai wakil pimpinan delegasi Indonesia, Abdoel Karim Pringgodigdo sebagai sekretaris, Soepomo, Juanda Kartawidjaja, Johannes Leimena, dan Ali Sastroamidjojo sebagai anggota dari delegasi Indonesia.

Sementara itu, ada juga Sultan Hamid II dari Pontianak sebagai pimpinan delegasi BFO. Lalu Tom Critchley sebagai diplomat dari Australia dan pengamat PBB. Terakhir Johan van Maarseveen sebagai Menteri Wilayah Seberang Laut dan pemimpin delegasi Belanda. 

Tentu semua tokoh di atas berjasa atas keberlangsungan KMB, namun ada juga tim inti dari delegasi perwakilan Indonesia sebagia berikut:

Mohammad Hatta

Dalam jurnal Peranan Mohammad Hatta pada Masa Pemerintahan Parlementer 1948-1956, Bung Hatta berperan besar sebagai pemimpin delegasi Indonesia di KMB. Dalam usahanya mempertahankan kemerdekaan, ia melakukannya dengan cara diplomasi antar negara di dunia.

Saat diskusi, masalah yang hangat dibicarakan adalah ekonomi. Di saat itu, Belanda meminta agar Indonesia membayar hutang luar negerinya sebesar f. 3.167 juta dan hutang dalam negeri sebesar f. 2956 juta.

Hal ini membuat Hatta berat untuk menerima tuntutan tersebut. Ia mencoba lebih mendesak namun pada akhirnya hanya menerima tuntutan tersebut dengan pengurangan sampai f. 2000 juta pada angka awal Belanda.

Haji Agus Salim

Dalam Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah yang terbit pada 2019, Agus Salim berdedikasi atas terbentuknya Komisi Tiga Negara. Ia mencoba meyakinkan berbagai negara atas pengakuan kedaulatan Indonesia, khususnya Amerika Serikat.

Selain itu, ia juga melakukan Gerakan terselubung untuk melakukan penawaran kerja sama untuk mengadakan hubungan dagang dengan Indonesia. Melalui perantaraan Komisi Tiga Negara yang berisikan Australia, Amerika Serikat dan Belgia, maka pertikaian antar Indonesia[1]Belanda ditengahi. Alhasil hal ini menyebabkan terlaksananya Konferensi Meja Bundar di Den Haag.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mohammad Roem

Mohammad Roem memiliki jabatan sebagai wakil delegasi Indonesia di KMB. Hasil dari KMB selanjutnya berhasil mengatur kerja sama militer dan hak milik orang asing bagi bangsa Belanda di Indonesia.

Roem mempercayai bahwa perundingan KMB ini akan terlaksana lebih baik ketika UNCI tidak bertindak sebbagai mediator. Namun menurut Roem, kedudukan Cohran yang tidak atas nama UNCI dinilai tidak menguntungkan.

Alasannya karena apabila Cohran ditunjuk untuk menyelesaikan secara pribadi utang piutang, maka Uni Soviet berpotensi memanfaatkan situasi tersebut untuk memblokir keanggotaan Republik yang masih baru dalam PBB. Pandangan Mohamad Roem itu terbukti ketika Uni Soviet menolak mengakui penyerahan kedaulatan.

Mr Soepomo

Melansir kemendikbud.go.id, Soepomo merupakan tokoh yang sempat berperan sebagai peninjau persetujuan antara Indonesia dan Belanda di KMB pada 3 Februari 1951. Sebagai Ketua Panitia khusus, ia juga bertugas menyiapkan penggatian persetujuan KMB menjadi perjanjian internasional biasa pada 27 Oktober 1951.

Sementara ketika KMB berlangsung, Soepomo aktif mengambil peran selaku Penasehat Menteri Kehakiman. Hal ini disebabkan karena melihat kemampuan sebelumnya sebagai Ketua Panitia Ketatanegaraan dan Hukum Tatanegara pada KMB

Sumitro Djojohadikusumo

Dalam KMB telah disepakati bahwa De Javasche Bank (DJB) ditunjuk sebagai bank sirkulasi untuk Republik Indonesia Serikat (RIS). Sementara Bank Negara Indonesia (BNI) ditugaskan sebagai bank pembangunan.

Hal ini membuat Sumitro Djojohadikusumo sebagai anggota delegasi menentang atas penunjukan DJB. Ia melihat BNI lebih layak menjadi bank sirkulasi karena dinilai telah menjadi bank negara semenjak 1946, khususnya untuk keperluan tersebut.

FATHUR RACHMAN 

Baca: HNW: Jalan Berliku Menuju NKRI

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kronologi Denny Sumargo Datangi Rumah Farhat Abbas, Berakhir Damai

23 jam lalu

Denny Sumargo dan Farhat Abbas bertemu. Foto: TikTok.
Kronologi Denny Sumargo Datangi Rumah Farhat Abbas, Berakhir Damai

Terlibat perseteruan, Denny Sumargo datangi rumah Farhat Abbas untuk klarifikasi dan berujung damai.


Datangi Rumah Farhat Abbas yang Disebut Mengancamnya, Denny Sumargo Singgung Kepintaran

1 hari lalu

Denny Sumargo dan Farhat Abbas bertemu. Foto: TikTok.
Datangi Rumah Farhat Abbas yang Disebut Mengancamnya, Denny Sumargo Singgung Kepintaran

Denny Sumargo mendatangi rumah Farhat Abbas yang mengancam akan menghajarnya bila bertemu.


7 Orang Tewas Akibat Dermaga Ambruk di Pulau Hatta, Ini Kisah Pulau dengan Nama Sang Proklamator

3 hari lalu

Pemandangan  di Pinggir Pantai Pulau Hatta, Banda Neira, Maluku Tengah, 18 Mei 2016. Wisatawan bisa menikmati tebing dan pair putih di sepanjang Pinggiran Pulau Hatta .TEMPO/Iqbal Lubis
7 Orang Tewas Akibat Dermaga Ambruk di Pulau Hatta, Ini Kisah Pulau dengan Nama Sang Proklamator

Tim SAR gabungan telah mengevakuasi korban akibat ambruknya konstruksi beton di Pulau Hatta. Di manakah Pulau Hatta, nama serupa proklamator?


Proses Penyelamatan Sritex Masih Berjalan, Kemenaker: Baru Sampai Kurator

6 hari lalu

Pita hitam bertuliskan
Proses Penyelamatan Sritex Masih Berjalan, Kemenaker: Baru Sampai Kurator

Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, menyatakan proses penyelamatan perusahaan Sritex baru mencapai kurator.


BNI Siapkan Langkah Antisipasi Kerugian Soal Rencana Prabowo Hapus Utang Petani dan Nelayan

6 hari lalu

Gedung BNI di Jakarta
BNI Siapkan Langkah Antisipasi Kerugian Soal Rencana Prabowo Hapus Utang Petani dan Nelayan

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. melakukan beberapa persiapan terkait rencana Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan Peraturan Presiden terkait pemutihan utang petani dan nelayan.


Sritex Punya Utang Rp374 Miliar, BNI Masih Tunggu Hasil Kasasi

6 hari lalu

Jangkauan pasar Sritex bahkan telah mencapai lebih dari 100 negara di dunia. Negara-negara yang dipasok oleh PT Sritex untuk kebutuhan tekstil, termasuk benang, kain, dan pakaian militer, antara lain Jerman, Inggris, Malaysia, Australia, Timor Leste, Uni Emirat Arab, Kuwait, Brunei Darussalam, Singapura, Amerika Serikat, Papua Nugini, Selandia Baru, Tunisia, Turki, dan anggota NATO. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Sritex Punya Utang Rp374 Miliar, BNI Masih Tunggu Hasil Kasasi

PT Sri Rejeki Isman Tbk. atau Sritex tercatat memiliki utang ke PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk senilai US$ 23.807.151 atau sekitar Rp374 miliar.


Bantah Peras Agus Salim untuk Kembalikan Donasi Rp 1,5 M, Pratiwi Noviyanthi Pastikan Uangnya Masih Utuh

7 hari lalu

Pratiwi Noviyanthi. Instagram
Bantah Peras Agus Salim untuk Kembalikan Donasi Rp 1,5 M, Pratiwi Noviyanthi Pastikan Uangnya Masih Utuh

Novi menyatakan uang donasi untuk pengobatan mata Agus Salim tersebut masih utuh dalam rekening yayasan Rumah Peduli Kemanusiaan, miliknya.


Prabowo Kenang Sumitro Djojohadikusumo: Jauh Lebih Pintar dari Saya

8 hari lalu

Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto berziarah ke makam sang ayah, Soemitro Djojohadikoesoemo di TPU Karet Bivak, Jakarta Selatan Kamis, 15 Februari 2024. Foto:TKN Prabowo-Gibran
Prabowo Kenang Sumitro Djojohadikusumo: Jauh Lebih Pintar dari Saya

Presiden Prabowo Subianto menceritakan peranan ayahnya, Sumitro Djojohadikusumo dalam membentuk karakternya.


Kisah Ayah Prabowo dalam Gerakan Melawan Orde Lama

8 hari lalu

Sumitro Djojohadikusumo bersama Widjojo Nitisastro dan Radius Prawiro sesaat sesudah dilantik menjadi menteri kabinet pembangunan II di Istana Negara, Jakarta. TEMPO/Syahrir Wahab
Kisah Ayah Prabowo dalam Gerakan Melawan Orde Lama

Gerakan Pembaharuan Indonesia (GPI), sebuah gerakan bawah tanah yang dipimpin oleh Sumitro Djojohadikusumo, ayah Prabowo.


Agus Salim Korban Penyiraman Air Keras Laporkan Pratiwi Noviyanthi Atas Dugaan Pemerasan

9 hari lalu

Agus Salim, korban penyiraman air keras di Cengkareng. YouTube/Denny Sumargo
Agus Salim Korban Penyiraman Air Keras Laporkan Pratiwi Noviyanthi Atas Dugaan Pemerasan

Kuasa hukum Agus Salim, Farhat Abbas, menambah laporan terhadap Pratiwi Noviyanthi.