INFO NASIONAL -- Remitansi Pekerja Migran Indonesia (PMI) sebesar USD 9.8 Miliar, menjadikan sektor PMI salah satu penghasil devisa yang terus didorong negara. Menurut Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, PMI mendapat dukungan negara dengan dukungan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada tahun ini.
“Tugas dari Pak Benny ini besar sekali. Selain Korea, banyak penempatan G to G yang akan dibuka, seperti Jerman, Polandia, Jepang, dan sebagainya. Karena program G to G milik pemerintah, maka negara wajib membiayai. Tahun depan, pagu indikatif sudah disampaikan Presiden kepada DPR, wajar jika anggaran BP2MI ditambahkan. Kami mendukung anggaran untuk BP2MI,” kata Airlangga saat melepas keberangkatan PMI program Government to Government (G to G) ke Korea Selatan bersama Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, Senin 22 Agustus 2022.
Airlangga menuturkan, sektor manufaktur dan perikanan adalah dua sektor andalan Korea Selatan (Korsel). Tetapi karena Korsel sendiri kekurangan tenaga kerja, maka peluang ini harus dapat dimanfaatkan oleh para CPMI.
“Saya berharap, pada masa kerja kalian di Korea, kalian akan kembali sebagai seorang ekspatriat di Korea. Jika kalian kembali pada akhir masa kerja kalian, kemampuan dan keterampilan kalian akan sangat dibutuhkan, karena banyak investor Korea yang bergerak di sektor industri sepatu, garmen, petrokimia, otomotif, dan sebagainya. Mereka membutuhkan pekerja berkemampuan teknis yang sekaligus menguasai Bahasa Korea,” ujar Airlangga
Benny Rhamdani menuturkan, “Sebelum berangkat, para CPMI mengikuti prelim, lalu menginap dan dilepas di hotel berbintang. Di zaman dahulu, CPMI menggunakan biaya mereka sendiri. Sekarang biaya tersebut ditanggung, dan digratiskan oleh negara. Ini sejarah, ini baru terjadi di era kepemimpinan saya,” kata Benny.
Selama pandemi covid, Benny menyatakan empatinya pada CPMI yang keberangkatannya tertunda selama 2 tahun. Dia menyatakan keprihatinannya kepada CPMI yang telah mengeluarkan biaya besar, meminjam uang di sana-sini, serta menjual harta benda mereka demi pembiayaan keberangkatan yang belum jelas.
“Saya meminta bantuan ke Pak Menko, dan langsung diterima oleh Pak Menko. Bantu saya Pak, bantu BP2MI, bantu para 8000 CPMI yang kesulitan dalam pembiayaan penempatan. Dan apa respons dari Pak Menko? Beliau langsung menyetujuinya, dengan mengucurkan dana PEN 5.5 milyar!” tuturnya.
Pada periode ini, sejumlah 542 CPMI yang terdiri dari 407 sektor manufaktur dan 135 sektor perikanan yang akan berangkat ke Korea pada 22 dan 24 Agustus 2022. Terdapat 542 orang calon PMI yang terdiri dari 407 sektor manufaktur dan 135 sektor perikanan yang akan berangkat ke Korea pada 22 dan 24 Agustus 2022.