INFO NASIONAL – Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) terus meningkatkan pembiayaan kepada koperasi sektor riil yang bergerak pada bidang usaha pertanian, perkebunan, perikanan, dan juga hortikultura. Hal ini untuk mendukung program pemerintah terkait swasembada sektor pangan.
Penguatan pembiayaan kepada koperasi sektor riil pada tahun 2022 terlihat pada komposisi penyaluran dana bergulir dari pemerintah sebesar Rp1,8 triliun kepada LPDB-KUMKM. Sebanyak 40 persen dari dana tersebut agar disalurkan kepada koperasi sektor riil. Hal ini seiring dengan keberhasilan Indonesia meraih penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) karena dinilai mampu mencapai swasembada beras selama tiga tahun berturut.
"Dana bergulir ini merupakan instrumen yang disediakan pemerintah untuk koperasi, kami LPDB-KUMKM tentu terus bergerak memberikan fasilitas pembiayaan yang mudah, murah, dan ramah kepada koperasi di seluruh Indonesia," ujar Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo, Kamis, 18 Agustus 2022.
Dalam tiga tahun terakhir, melalui Direktorat Pembiayaan Syariah, LPDB-KUMKM telah menyalurkan dana bergulir sebesar Rp37,65 miliar. "Dana bergulir itu disalurkan kepada koperasi yang bergerak di sektor pangan, seperti Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq Jawa Barat, Primkopti Indramayu, Koperasi Produsen Agro Niaga Jabung Syariah, Jawa Timur, dan Koperasi Sae Pujon, Malang," tutur Supomo.
Kemudian dari Direktorat Bisnis, LPDB-KUMKM telah menyalurkan dana bergulir sebesar Rp123,751 miliar kepada 36 mitra koperasi yang bergerak di sektor pangan sejak tahun 2019 hingga 2022.
Supomo menambahkan, LPDB-KUMKM sebagai bagian dari pemerintah, terus melakukan sinergi dan kolaborasi program dengan berbagai pihak dalam mendukung sektor pertanian melalui koperasi, dan juga mendorong diversifikasi pangan di Indonesia.
"Kami juga menjalakan program korporatisasi pangan dengan beberapa pihak, ada beberapa komoditas yang menjadi perhatian kami seperti pisang, kopi, singkong, sorgum, porang, vanili, buncis, yang saat ini terus kami kembangkan ekosistemnya melalui koperasi dari aspek hulu hingga hilir," tuturnya.
Pendekatan yang dilakukan adalah dengan meperkuat aspek manajemen koperasi, sumber daya manusia, pemasaran, hingga akses kepada offtaker dan pembeli. LPDB-KUMKM terus melakukan pendampingan melalui program inkubator dan pendampingan internal, dengan tujuan komoditas unggulan di tiap daerah semakin dikenal, diversifikasi pangan bisa terjadi, komoditas tersebut bisa menembus pasar ekspor dan membawa dampak ekonomi seperti penciptaan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan, dan juga berkontribusi pada neraca perdagangan. (*)