Penegasan Puan bahwa menyertakan perempuan dalam setiap jabatan bukan sebagai kebijakan afirmatif melainkan kesadaran atas penghargaan harkat dan martabat manusia, kata Umam, bisa dipahami sebagai wujud ekspresi keterpanggilan Puan untuk berani tampil di pentas gelanggang politik yang didominasi oleh tradisi patriarkal.
"Praktis, jika dipetakan basis kekuatan politik perempuan saat ini, hanya Puan Maharani yang memiliki kapasitas itu. Puan memegang kendali penuh atas roda mesin politik yang mengantongi bekal 20 persen presidential threshold," tuturnya.
PDIP sampai saat ini memang belum berbicara capres maupun manuver koalisi menjelang Pilpres 2024. Sejumlah petinggi PDIP agaknya tunduk pada perintah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri untuk menunggu titah soal capres yang akan diputuskan.
Namun dalam sejumlah kesempatan, dukungan-dukungan terhadap sosok tertentu tak pelak diperlihatkan para kadernya. Dalam sesi foto bersama Puan dengan anggota Fraksi DPR usai Sidang Tahunan di MPR kemarin misalnya, ada sorak-sorai "Puan Presiden". "PDI Perjuangan Menang. Mbak Puan, Presiden".
Tampak hadir dalam sesi foto bersama tersebut antara lain, Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu, Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul, Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga, Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah, Wakil Sekjen Utut Adianto, hingga politikus senior Effendi Simbolon.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto sebelumnya menyebut ada sejumlah nama kader partainya yang layak menjadi capres. Di antaranya ada Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Sosial Tri Rismaharani, hingga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Ketua DPR dengan pengalaman yang sangat luas, kemudian Bu Risma sebagai Mensos. kemudian Pak Ganjar sebagai Gubernur. Semua unjuk kinerja itu yang harus dilakukan oleh seluruh kader partai dari PDI Perjuangan," kata Hasto dalam Instagram resmi PDIP, Selasa, 9 Agustus 2022.
Namun, kata Hasto, keputusan berada di tangan Megawati. Kata dia, Megawati lah yang akan menilai kinerja kader-kader PDIP untuk kemudian dinilai siapa yang cocok untuk dicalonkan menjadi pemimpin bangsa ke depan.
"Siapa yang berkerja dan mengangkat harkat martabat bangsa di situ rakyat akan memberikan apresiasi. Nah itulah yang nanti akan dinilai oleh Ibu Megawati," ujar Hasto.
Sementara itu, Megawati menyebut PDIP tidak ingin buru-buru menentukan capres tanpa pertimbangan matang. Toh, ujar dia, Pemilihan Presiden 2024 masih dua tahun lagi.
"Ya sabarlah sedikit. Kan masih lama, dua tahun lagi, ya boleh dong saya umpetin aja dulu. Saya sebagai ketua umum harus berhitung, dan perhitungan saya belum selesai," ujarnya di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Kamis, 23 Juni 2022.
Baca juga: Ketua PDIP Puan Bakal Secepatnya Bertemu Ketum Parpol Lain Jajaki Koalisi
DEWI NURITA