INFO NASIONAL - Assesor UNESCO Global Geopark, Nicholas Talbot Powe, melaksanakan Revalidasi Geopark kedua ke Batur Global Geopark. Penyambutan kedatangan tim Assesor UNESCO berlangsung di Museum Gunung Api Batur, Rabu, 13 Juli 2022.
Revalidasi yang berlangsung hingga Sabtu, 16 Juli, merupakan pelaksanan kedua setelah revalidasi pertama pada Agustus 2016. Pada revalidasi pertama, Assesor UNESCO menghasilkan 11 rekomendasi untuk meningkatkan kualitas pengelolaan Geopark Batur sebagai Global Geopark. Revalidasi kedua seharusnya pada tahun 2020 namun tertundah oleh pandemi Covid-19.
Saat menyambut Assesor UNESCO, Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta, menyampaikan bahwa Batur Unesco Global Geopark adalah Global Geopark Pertama di Indonesia yang diakui oleh UNESCO saat Konferensi Geopark Eropa Eropa ke 11 di Auroca, Geopark portugal, 20 september 2012.
Sejak didirikan sebagai bagian dari Global Geopark Network (GGN) pada tahun 2012, Batur Unesco Global Geopark terus bertumbuh menjadi salah satu destinasi pariwisata favorit di Bali dengan jumlah pengunjung sebanyak 941.410 pada 2019, dan dengan pendapatan senilai Rp 26 Miliar sebelum pandemi.
Setelah pandemi berhasil ditangani, pariwisata di Batur Global Geopark Unesco akhirnya kembali pulih. “Ini adalah peluang baru bagi Pemerintah Kabupaten Bangli dan pengelola Batur Global Geopark untuk mengambil momen pasca Covid-19. Ada tren baru wisatawan memilih wisata luar ruang yang lebih aman dan sehat, dengan pangsa pasar wisatawan milenial domestik yang terus menguasai awal pemulihan pariwisata,” ujar Sedana Arta.
Berbagai platform forum travel seperti Trip Advisor dan travel agent online di dunia, Sedana Arta melanjutkan, dalam dua tahun terakhir selalu merekomendasikan kawasan Geopark Batur dengan produk “Bali sunrise Tracking” sebagai pilihan.
Pemerintah Kabupaten Bangli juga terus meningkatkan fasilitas pendukung dan keberlanjutan di Geopark Global Batur Unesco, antara lain pelatihan wisata, pelatihan packaging produk UKMM seperti kopi arabika Kintamani dan bawang Kintamani, menata kawasan penambangan pasir, pembangunan IPAL dan pengelolaan sampah terpadu, penyediaan dan pendistribusian air bersih bagi masyarakat di kawasan Geopark Batur, revitalisasi danau batur dan dan penataan keramba jaring apung.
Selanjutnya, pemberdayaan daerah pesisir, penataan kawasan penelokan dan pedestrian di sekitar jalan penelokan, pembangunan Pelabuhan Kedisan dan Pelabuhan Terunyan, penyediaan program E-Ticketing untuk retribusi tiket wisata, serta melounching brand pariwisata Bangli dengan tagline “Bangli The Origin Of Bali”.
Sementara itu, Assesor UNESCO Global Geopark, Nicholas Talbot Powe berharap dapat menemukan pengalaman baru di Kabupaten Bangli. “Beberapa hari ke depan kami akan menjalankan tugas ini dengan sebaik-baiknya. Kami mohon kerja samanya dengan baik agar segala hal dapat terorganisir dengan baik,” kata dia. (*)