Namun begitu, Agung berpendapat jangan sampai pemanfaatan jabatan mereka saat ini justru malah berlebihan. “Jangan sampai karena Pilpres semakin dekat atau masa jabatan akan berakhir fokus teralihkan dengan selebrasi pencitraan yang berlebihan,” tuturnya.
Menurutnya, partai politik dan kandidat calon presiden bisa memiliki daya tawar masing-masing. Bila partai dan koalisinya memiliki tiket masuk Pilpres, maka Capres-Cawapres yang memiliki elektabilitas, punya magnet figur untuk menghadirkan efek ekor jas (coattail effect) bagi partai saat Pileg nanti.
Artinya, masing-masing pihak mesti aktif berkomunikasi sebelum berkolaborasi, supaya panggung Pilpres memiliki legitimasi kuat untuk menggapai simpati elite politik dan publik. Maka pihak partai dan bakal capres-cawapresnya mesti bisa saling melengkapi.
“Jangan sampai yang terjadi malah persepsi mempertentangkan atau meniadakan salah satunya, karena bila tak cermat akan berimbas fatal bagi raihan elektoral partai sekaligus capres-cawapres yang diusung,” tutur Agung.
Baca juga: Cerita Ketua DPW NasDem Aceh soal Respons Anies Baswedan jadi Kandidat Capres
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini