Tim ini beranggotakan dua Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Prananda Prabowo, yang keduanya juga merupakan anak Megawati. Selain itu ada Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua Bapilu Bambang Wuryanto, dan Ketua Bidang Perekonomian Said Abdullah. Wasekjen Utut Adianto dan Bendahara Umum Olly Dondokambey juga dilibatkan dalam tim delapan ini.
Narasumber yang sama menyebutkan anggota tim ini berdiskusi intensif dengan Megawati membahas calon mitra koalisi dan tokoh yang berpotensi diusung PDIP. Menurut ketiganya, nama yang dipertimbangkan cukup serius adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Sedangkan dua nama lain yang menjadi kuda hitam adalah Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kepala BIN Budi Gunawan. Ketiga nama itu dikaji serius oleh tim. Ada kemungkinan salah satu dari mereka dipilih untuk maju bersama Puan Maharani.
Saat ditanya soal tim delapan ini, Nusyirwan enggan memberikan konfirmasi lugas soal keberadaan dan cara kerja tim delapan itu dalam menggodok capres dan mitra koalisi. "Eee... itu masih lama lah ya, itu mekanisme yang sedang dengan institusi yang ada pada kami saat ini," ujar dia.
Sejumlah petinggi PDIP yang ditemui Tempo di lokasi Rakernas, juga enggan memberi konfirmasi soal keberadaan tim delapan tersebut. "Enggak tahu saya, enggak tahu saya (soal tim delapan)," ujar Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat ditemui di lokasi Rakernas, Rabu, 22 Juni 2022.
Kendati demikian, Djarot tak menampik bahwa PDIP pasti memiliki tim khusus untuk menggodok kandidat calon presiden dan mitra koalisi. "Pasti dong, pasti semuanya kan ya, tapi keputusan mutlak di Ibu Mega," ujar Djarot.
Djarot mengatakan, untuk pemenangan Pemilu 2024 ini, partainya lebih serius melakukan penguatan program, bukan hanya menyiapkan figur.
"PDI Perjuangan kan tidak hanya memikirkan, menyiapkan calon pemimpin. Kami punya stok kader banyak untuk itu. Hal yang menjadi perhatian kami, tantangan permasalahan ke depan yang akan dihadapi oleh siapa pun yang direkomendasikan (sebagai Capres PDIP)," ujar Djarot.
Empat tantangan utama yang menjadi perhatian utama PDIP saat ini adalah ancaman krisis energi, perubahan iklim yang menyebabkan pemanasan global serta resesi ekonomi akibat perang Rusia-Ukraina. "Oleh sebab itu, kami harus menentukan siapa tokoh yang tepat untuk bisa diajukan pada 2024. Dan telah ditegaskan oleh ibu ketua umum bahwa itu adalah hak prerogatif beliau," ujarnya.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut Megawati saat ini masih menimbang-nimbang nama yang layak diusung.
"Beliau menegaskan masih melakukan kajian, kontemplasi, dan pada momentum yang tepat akan beliau sampaikan," ujar Hasto.
PDIP ingin mengangkat kembali pola pembangunan semesta di kepemimpinan masa mendatang. Dengan konsep dan program yang jelas, Hasto yakin bisa merebut hati rakyat di Pemilu 2024.
"Ketika seluruh hal yang menjadi harapan rakyat bisa ditangkap dan diformulasikan menjadi kebijakan politik, itulah yang menjadi jurus politik PDI Perjuangan di dalam memenangkan pemilu. Rakyat itu sebetulnya pemimpin dari segala pemimpin," tuturnya.
Kata Hasto, figur capres yang mumpuni mengusung visi misi bangsa ke depan lebih penting dari sekadar sosok yang popular. Ia meyakini figur tersebut ada di antara para kader PDIP saat ini.
"Ada yang mengedepankan teori cottail effect, maka nanti menggunkan strategi akan melakukan rekrutmen secara jalan pintas, kalau bagi kami ya rekrutmen harus tumbuh dari bawah, dari kaderisasi kepemimpinan melalui sekolah partai," ujar Hasto.
DEWI NURITA
Baca: PDIP Bebaskan Ganjar Pilih Jalan Politik, Ikut Partai atau Ambisi Pribadi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini