TEMPO.CO, Jakarta - Serangan politikus PDIP Trimedya Panjaitan terhadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendapatkan tanggapan dari Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) A. Khoirul Umam. Dia menilai Ganjar perlu memperbaiki komunikasinya dengan internal PDIP.
Umam menyatakan serangan tersebut semakin menguatkan fakta adanya faksionalisme kekuatan politik di internal kader PDIP. Dia menilai perpecahan itu dipicu oleh strategi komunikasi politik Ganjar yang kurang tepat.
“Jika ditelaah lebih lanjut, akar faksionalisme ini salah satu dipengaruhi oleh strategi politik Ganjar yang tampaknya kurang tepat, sehingga membuat akar dukungan politiknya di internal PDIP rapuh,” kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat, 3 Mei 2022.
Menurut Umam, Ganjar belakangan ini memang tampak vulgar, berfokus untuk meningkatkan elektabilitas personal lewat kunjungan dan sosialisasi di wilayah luar Jawa. Hal ini, justru memunculkan resistensi di internal sesama kader PDIP.
Umam menyatakan bahwa istilah kemlinthi atau sombong yang diucapkan Trimedya Panjaitan merupakan bukti adanya jarak komunikasi antara Ganjar dengan elit PDIP.
“Dalam terminologi Jawa, hal itu bisa dimaknai sebagai kesombongan yang diakibatkan oleh sikap merasa lebih hebat, lebih kuat, sehingga komunikasi tidak nyambung,” ujarnya.
Dia pun menyarankan Ganjar untuk memperbaiki komunikasi politik dengan rekan satu partainya. Jika tidak, dia mengkhawatirkan peluang Ganjar untuk diusung oleh PDIP pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 akan sirna.
“Ganjar sebaiknya fokus pada perbaikan komunikasi politik bersama kader-kader utama di internal partainya. Sebab, jika terlalu ‘merasa ganteng sendiri’ akan menciptakan gap komunikasi dan menguapnya harapan dukungan dari Ketua Umum Megawati,” kata dia.
Umam pun menilai hal itu akan menjadi kendala bagi Ganjar jika pun nanti menjadi calon presiden. Ganjar dinilai akan sulit untuk menyatu dengan rakyat.
“Ibaratnya, jika menyatu dengan kader di internal partainya saja terkendala, bagaimana bisa menyatu dengan rakyat yang sangat heterogen?,” kata dia.
Sebelumnya, Trimedya Panjaitan serangan terhadap Ganjar dengan menyebutnya kemlinthi atau sombong. Trimedya menyampaikan hal itu karena rekan satu partainya tersebut terus mempromosikan diri untuk maju pada Pilpres 2024. Trimedya menyatakan bahwa Ganjar tak menghormati Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang belum berbicara soal capres.
Trimedya bahkan menyebut Ganjar tak memiliki prestasi sebagai Gubernur Jawa Tengah. Di bawah kepemimpinan Ganjar, menurut Trimedya, angka kemiskinan di Jawa Tengah justru meningkat.
Ganjar pun menganggap wajar serangan Trimedya Panjaitan itu. Dia menilai hal itu sebagai saran dan kritik dari sesama kader PDIP. Dia juga menyatakan mengetahui secara pasti bahwa keputusan soal Pilpres 2024 berada di tangan Megawati Soekarnoputri.
Baca: Prabowo Subianto Kumpulkan Purnawirawan TNI, Ini Daftar yang Hadir
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini