TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, memprediksi Indonesia bakal memasuki masa endemi Covid-19 pada akhir 2022. Prediksi itu didasarkan pada kondisi penanganan dan pengendalian pandemi Covid-19 saat ini.
"Prediksi saya, situasi krisis kesehatan pandemi ini bisa dicabut paling cepat akhir tahun 2022 atau awal tahun 2023 dengan asumsi hanya sepertiga negara di dunia yang masuk dalam kategori terkendali atau endemi," ujar Dicky saat dihubungi Tempo, Rabu, 18 Mei 2022.
Selain itu, Dicky mengatakan syarat Covid-19 beralih status dari pandemi menjadi endemi, adalah tercapainya cakupan vaksinasi dosis dua secara global sebesar 70 persen pada Oktober 2022. Sementara untuk Indonesia saat ini cakupan vaksinasi dosis dua sudah mencapai 79,86 persen dan dosis ketiga 20,54 persen.
"Syarat terakhir tidak adanya varian atau subvarian Covid-19 baru yang mematikan atau memperburuk, menurunkan efektivitas vaksinasi," kata Dicky.
Untuk saat ini, Dicky mengatakan Indonesia belum bisa masuk dalam tahapan endemi. Menurut dia, status tersebut baru bisa ditetapkan per wilayah saja.
"Status endemi itu bisa dicapai oleh wilayah, tapi belum nasional yang masih butuh waktu. Kalau wilayah bisa lah dengan angka produksi misalnya paling tinggi positivity rate di bawah 5 persen, misalnya. Tapi ini kan bicara nasional, jadi belum lah," kata Dicky.
Sebelumnya, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyatakan bahwa Indonesia sudah mulai melakukan transisi dari pandemi menuju fase endemi. Pemerintah mengklaim penularan Covid-19 di Indonesia sudah berkurang signifikan.
Data Satgas Covid-19 mencatat angka kasus berada di bawah 1.000 selama 25 hari terakhir. Selain itu angka keterisian tempat tidur rumah sakit berada di angka 2 persen. Begitu pula angka kematian menurun.
Akhir April lalu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi juga mengatakan bahwa pemerintah akan hati-hati dalam masa transisi dari pandemi menuju endemi Covid-19.
M JULNIS FIRMANSYAH