TEMPO.CO, Jakarta - Konvergensi teknologi digital untuk paspor vaksinasi menjadi salah satu agenda pembahasan dalam forum Pertemuan ke-15 Menteri Kesehatan ASEAN (the 15th ASEAN Health Ministers Meeting/AHMM) dengan topik "Mutual Recognition Arrangement on COVID-19 Health Certificates" di Nusa Dua, Bali, Sabtu, 14 Mei 2022.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang juga menjabat sebagai Ketua Menteri Kesehatan ASEAN mengatakan, selama masa pandemi Covid-19 ini, standar protokol kesehatan yang berbeda antarnegara kerap menyulitkan pelaku perjalanan lintas negara. Untuk itu, kata Budi, sektor kesehatan di regional ASEAN menggagas paspor vaksinasi berbasis digital sebagai satu standar yang bisa dikenal, diakui dan dipercaya oleh seluruh negara.
Paspor vaksinasi akan mengadopsi mekanisme paspor perjalanan luar negeri yang digunakan otoritas keimigrasian negara dalam mengenal identitas pelaku perjalanan.
"Sehingga kalau kita ke luar negeri dengan paspor yang bisa dikenal di semua negara, proses imigrasinya juga sama, ke depan kita ingin hal yang sama juga terjadi untuk sektor kesehatan. Jadi keluar masuk negara menggunakan instrumen yang sama yaitu paspor," ujar Budi dalam konferensi pers di YouTube Kementerian Kesehatan, Sabtu, 14 Mei 2022.
Di Uni Eropa (UE) misalnya, saat ini hanya mengakui paspor vaksin Covid-19 yang dikeluarkan oleh tiga negara di Asia Tenggara yakni Malaysia, Thailand, dan Singapura. Padahal, dunia tengah mengalami lonjakan perjalanan keluar negeri karena sejumlah pembatasan akibat pandemi mulai dicabut. Sementara paspor dengan sertifikat vaksinasi asal Indonesia belum diakui oleh UE.
Negara di regional ASEAN berinisiatif mendorong konvergensi teknologi digital untuk paspor vaksinasi berlaku secara global untuk memudahkan pelaku perjalanan luar negeri.
"Kami akan mengeluarkan pernyataan bersama (join statement) mengenai adopsi negara ASEAN terhadap standar protokol kesehatan. Ini sama dengan apa yang akan kita capai di G20," kata Budi Gunadi Sadikin.
DEWI NURITA
Baca: Indonesia Mulai Transisi dari Pandemi Covid-19 Menuju Endemi