Selain itu, Paulus menyebut, Tito juga berpesan mengenai antisipasi kemungkinan aksi-aksi penolakan otonomi khusus, daerah otonomi baru, dan juga mempersiapkan Pemilu 2024. "Hal lainnya soal kemiskinan ekstrem di Papua dan Papua Barat menjadi wilayah yang di depan itu kita tangani bersama," ujar dia.
Paulus juga menyatakan akan merangkul orang-orang yang menolak pengangkatan dirinya sebagai Penjabat Gubernur Papua Barat. "Kalau ada aksi reaksi kan biasa. Itu hanya bagian dari upaya untuk memberikan dorongan sebenarnya, berarti kan ada catatan dari mereka yang saya belum tahu, sejauh mana pikiran mereka, saya akan komunikasi merangkul mereka mengajak bicara. Ayo sama sama kita kerja. Hari ini kan ke depan untuk kerja," kata dia.
Ratusan aparat gabungan TNI dan Polri hari ini disiagakan guna mengantisipasi aksi-aksi penolakan pelantikan penjabat Gubernur tersebut. Dikutip dari laporan Kantor Berita Antara, situasi Manokwari, ibukota Provinsi Papua Barat menjelang hingga usia pelantikan aman terkendali.
Secara umum, Mendagri Tito menyampaikan lima pesan kepada para penjabat gubernur, di antaranya; menjaga stabilitas politik dan keamanan daerah, membangun komunikasi secara baik dengan forum komunikasi pimpinan daerah atau Forkompinda, dan memperhatikan program-program yang menjadi atensi pemerintah secara nasional di daerah terutama penanganan pandemi Covid-19.
Selain itu, mempercepat realitas belanja APBD dengan melibatkan sektor swasta dan UMKM guna pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
"Perhatikan pula program strategi nasional baik pendidikan, kesehatan, serta infrastruktur jalan dan jembatan. Penjabat Gubernur jangan hanya duduk di kantor tetapi turun langsung ke masyarakat untuk melihat permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat," ujar Tito.
Baca juga: Menteri Tito Sebut Pj Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw Diusulkan MRP
DEWI NURITA