TEMPO.CO, Jakarta - Mabes Polri merespons adanya sentimen negatif terhadap kepolisian dalam insiden yang terjadi di Desa Wadas, Jawa Tengah maupun Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Insiden itu melibatkan polisi dan warga yang berunjuk rasa.
Kepala Divisi (Humas) Mabes Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo menekankan Polri pada dasarnya sudah merespons dorongan dari berbagai pihak untuk melakukan pembenahan terhadap standar operasional prosedur (SOP) satuannya saat pengamanan aksi, termasuk perlindungan hak asasi manusia (HAM).
Menurutnya, itu bisa terlihat dari kondisi yang ada di Desa Wadas saat ini. Dedi mengatakan Desa Wadas kini sudah kondusif dan harmonis. Sementara itu, untuk kejadian di Parigi Moutong masih dalam tahap investigasi oleh tim Kapolda Sulawesi Tengah.
"Sudah. Untuk Wadas sudah kondusif dan harmoni," kata Dedi saat dihubungi, Senin 14 Februari 2022.
Dorongan agar ada evaluasi SOP di kepolisian muncul salah satunya dari Indonesia Police Watch (IPW). Mereka mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengevaluasi tindakan represif yang dilakukan Polda Jawa Tengah terhadap warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo.
Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso mengatakan dari hasil penelusuran investigasi IPW di Desa Wadas terdapat dalih pengamanan maupun upaya paksa dari Polda Jateng untuk menangkap 60 warga secara sewenang-wenang.
"Tindakan aparat kepolisian yang represif dengan menangkap sekitar 60-an warga secara sewenang-wenang pada Selasa, 8 Februari 2022, merupakan pelanggaran hukum," kata Sugeng.
Sementara itu, terkait dengan insiden di Parigi Moutong, Manajer Kampanye Isu Tambang dan Energi Eksekutif Nasional Walhi Fanny Tri Jambore yang mendesak Kapolri untuk melakukan evaluasi secara serius. Sebab, anggota kepolisian dinilai terus menerus melakukan aksi kekerasan terhadap pengunjuk rasa.
Apalagi, dia menekankan, tindakan kekerasan dan penangkapan tanpa prosedur oleh kepolisian di Sulawesi Tengah kemarin berujung kepada tewasnya peserta aksi unjuk rasa. Satu orang disebut tewas tertembak dan hingga kini belum diketahui pelakunya.
“Kejadian berulang ini harus dihentikan. Kapolri harus memberi perhatian serius berkaitan dengan konflik-konflik agraria dan lingkungan. Harus ada evaluasi yang serius kali ini," tegas Fanny soal insiden di Parigi Moutong.
Baca: Polri akan Tindak Penembak Demonstran di Parigi Moutong