"Itu dari sisi BBM yang ada di dalam tangki yang terbakar," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Faisal di Plumpang, Senin (19/1).
Ahmad mengatakan nilai kerugian itu dihitung dari jumlah premium yang ada di tangki 24. Di tangki tersebut diperkirakan ada tiga ribu kilo liter premium. Sehingga dengan perhitungan Rp 5.000 per liter, totalnya sebesar Rp 15 miliar.
Pertamina masih menghitung total kerugian karena tangki ikut terbakar dan pecah di bagian atap. Tangki itu buatan 1972 namun belum diketahui berapa harganya.
Semalam tangki 24 di Depo Plumpang terbakar setelah sebelumnya terdengar letusan. Api baru dapat dipadamkan sekitar pukul 06.15 WIB keesokan harinya.
Kebakaran terjadi saat sedang melakukan pengisian tangki. Pertamina tengah menyelidiki sistem pengamanan tangki karena pengisian tangki sebelumnya berjalan lancar.
Sekretaris Perusahaan Pertamina Toharso menambahkan setiap tangki dilengkapi dengan sistem pengamanan. Antara lain release valve, alat di atap tangki untuk mengeluarkan tekanan berlebih di dalam tangki. Juga ada sprinkle, penyemprot air ke seluruh dinding bagian luar tangki dalam keadaan darurat. Selain itu ada pula saluran foam, sehingga kalau terjadi kebakaran disemburkan busa ke dalam.
Ia tidak menutup kemungkinan ada kesalahan pada release valve. Pasalnya kebakaran terjadi ketika pengisian tangki dari kapal tangker di Pantai Jakarta. "Mungkin saja, nanti tunggu hasil penyelidikan," katanya.
DESY PAKPAHAN | TITO SIANIPAR