INFO NASIONAL-Kemacetan ibukota Jakarta berdampak pada penurunan produktivitas masyarakat, pemborosan BBM yang terbuang sia-sia di jalan, penurunan kesehatan masyarakat , polusi udara meningkat dan pemborosan waktu tempuh. Kereta Api Ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek memberikan alternatif pilihan transportasi yang aman, nyaman dan hemat waktu tempuh bagi masyarakat.
Sesuai amanat Perpres Nomor 98 Tahun 2015 beserta perubahannya , pemerintah menunjuk Adhi Karya sebagai kontraktor LRT Jabodebek terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi. Sampai 28 Januari 2022, progress pembangunan secara keseluruhan fase I sepanjang 42,8 kilometer telah mencapai 88,71 persen, dengan rincian Lintas Pelayanan I Cawang- Harjamukti, Lintas Pelayanan II Cawang - Dukuh Atas, Lintas Pelayanan III Cawang – Jatimulya.
“Pada 17 Agustus 2022, kami siap mengoperasikan LRT Jabodebek sebagai karya anak bangsa, yang melibatkan perusahaan dalam negeri, mulai dari pekerjaan konstruksi, signaling oleh PT LEN, operasionalnya oleh PT KAI, dan desain fisik kereta api oleh PT INKA,” ujar Corporate Secretary PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Farid Budiyanto dalam webinar “Solusi Transportasi di Kota Besar Indonesia” pada 3 Februari 2022 di TV Tempo.
Farid mengatakan saat ini progres pembangunan LRT Jabodebek cukup signifikan dengan pengerjaan stasiun, akses stasiun, uji sinyal, dan penyelesaian depo. “Depo ini menjadi salah satu bagian yang penting dalam pembangunan yaitu sebagai tempat perawatan (maintenance), control room, pusat penyimpanan kereta dan lainnya.” katanya.
LRT adalah integrated transportation, sebuah inovasi transportasi publik yang dibangun oleh Adhi Karya menggunakan U-Shape Girder yang diadopsi dari Perancis. Teknologi ini dipilih ini karena desainnya ramping sesuai ketersediaan ruang di Jakarta. Selain ramping, desain ini memiliki berbagai keunggulan, antara lain memiliki kelebihan tahan gempa dan mampu meredam kebisingan.
Selain itu, struktur ini menyediakan walkway atau ruang untuk berjalan. Pengoperasion LRT akan didukung oleh Sistem Kendali Kereta Berbasis Komunikasi (CBTC) atau Transmission Based Signaling (TBS) untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai keberadaan kereta pada waktu tertentu.
Sementara itu, Direktur Pengembangan PT INKA, Agung Sedaju menuturkan, produksi gerbong INKA untuk LRT Jabodebek telah dioperasikan dan diuji sejak September 2019. Tiap train set atau rangkaian kereta sudah dijalankan sejauh 1000 kilometer dalam periode dua tahun ini, dan tidak menemui kesalahan desain. Terlepas dari insiden di Cibubur pada Oktober 2021 yang murni human error.
“LRT Jabodebek dirancang sesuai tingkat otomasi Grade of Automation (GOA) level 3. Pada level ini, kereta beroperasi, bergerak dan berhenti secara otomatis tanpa driver atau driverless namun tetap ada train attendant pada operasi penutupan pintu dan penanganan gangguan pada keadaan darurat,” ujarnya.
LRT Jabodebek salah satu solusi mengurai kemacetan di Jakarta. Namun partisipasi masyarakat sangat berperan penting bagi keberhasilan LRT Jabodebek dan juga mendatangkan keuntungan ekonomi bagi masyarakat. Perubahan kebiasaan masyarakat dengan memilih transportasi massal LRT Jabodebek dibanding kendaraan pribadi dapat menurunkan biaya konsumsi bahan bakar minyak (BBM), jarak tempuh yang lebih singkat, dan kesehatan yang lebih baik. (*)