TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa ada satu dari tujuh tim pengembang Vaksin Merah Putih akan selesai tahun ini. Vaksin tersebut dikembangkan oleh tim dari Universitas Airlangga (Unair), Surabaya.
“Setidaknya satu dari tujuh tim kami harap bisa selesai sampai dengan mendapatkan izin darurat penggunaan vaksin atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sebelum akhir 2022,” ujar Handoko kepada Tempo, Selasa, 25 Januari 2022.
Selain tim dari Universitas Airlangga, yang termasuk dalam tujuh pengembang Vaksin Merah Putih, ada instansi lainnya, yakni Institut Teknologi Banding (ITB); dua tim dari Universitas Indonesia; Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman BRIN; Universitas Padjadjaran; dan tim LIPI yang saat ini juga sudah melebur ke dalam BRIN.
Handoko menerangkan bahwa tidak mudah melakukan pengembangan Vaksin Merah Putih. Menurut dia pengembangan vaksin memerlukan jam terbang yang tinggi untuk menghasilkan sel klon yang sudah terseleksi, dan di Indonesia pengalaman menjadi salah satu kendala dalam pengembangan.
“Tetapi dengan kerja keras, pengalaman teman-teman dalam dua tahun ini, serta kelengkapan fasilitas yang akan selesai pada kuartal dua 2022 kami harap bisa dilakukan percepatan,” katanya lagi.
Pelaksana Tugas Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati BRIN Iman Hidayat, juga sebelumnya mengungkapkan progres pengembangan Vaksin Merah Putih yang paling cepat adalah dari Unair. “Tim dari Unair bekerja sama dengan PT Biotis sudah menyelesaikan uji praklinis pada makaka (monyet)," katanya.
Menurut Iman, masing-masing dari tujuh tim ini mengembangkan Vaksin Merah Putih dengan metode yang berbeda, mulai dari vaksin yang berbasis inaktivasi virus sampai vaksin yang berbasis rekombinan protein. Iman menuturkan setelah menyelesaikan uji praklinis pada makaka, selanjutnya Unair dan PT Biotis akan melakukan uji klinis fase 1, 2 dan 3.
Direncanakan, katanya, uji klinis selesai pada Juli atau Agustus 2022 bersamaan dengan perkiraan izin penggunaan darurat BPOM. Sementara tim-tim lain, masih pada tahap optimasi yield antigen dan sebagian sedang melakukan uji praklinis.
Baca: Peneliti BRIN Sebut Target Produksi Vaksin Merah Putih Mundur Setahun