TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVIII/ Kasuari, Kolonel Arm Hendra Pesireron, mengatakan satu anggota TNI gugur setelah mendapat serangan dari Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), pada Kamis, 20 Januari 2022. Dia adalah putra asli asal Papua bernama Sersan Dua Miskel Rumbiak.
“Mereka harus bertanggung jawab, yang mereka tembak putra asli Papua yang sedang membangun jembatan di sana. Tidak jelas tujuan mereka ini,” ujar Hendra saat dihubungi pada Senin, 24 Januari 2022.
Menurut Hendra, setelah kejadian penembakan itu, pihaknya sudah menduga kuat pelakunya adalah kelompok tersebut. “Kami mengutuk keras dan mereka harus mempertanggungjawabkan secara hukum, karena melanggar HAM,” kata Hendra.
Dalam penyerangan tersebut, selain Miskel Rumbiak, ada empat orang anggota TNI lainnya yang menjadi korban. Mereka masing-masing tiga orang mengalami luka berat, dan seorang luka ringan.
Peristiwa itu terjadi tepatnya di perbatasan Kampung Kamat dan Kampung Faan Kahrio, Distrik Aifat Timur Tengah sekitar pukul 07.00 WIT. TPNPB Kodap IV Sorong Raya telah menyerang sejumlah prajurit TNI yang sedang memperbaiki jembatan di wilayah tersebut.
Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, juga melaporkan bahwa pihaknya telah melakukan penyerangan tersebut. “Penyerangan dilakukan pada 20 Januari 2022, dan menewaskan seorang anggota TNI,” ujar Sebby kepada Tempo, pada Senin, 24 Januari 2022, sambil mengirimkan beberapa gambar dan video penyerangan.
Dalam salah satu video, Komandan Operasi Major TPNPB Kodap IV Sorong Raya, Arnoldus Kocu, menjelaskan bahwa dirinya diperintahkan langsung oleh Panglima Daerah TPNPB Kodap IV Sorong Raya Brigadir Jenderal Denny Mos bersama Wakil Panglima Letnan Kolonel Sakarias Patem.
Arnoldus menerangkan bahwa pihaknya memimpin pasukan tersebut, bukan rakyat sipil atau lainnya. “Hanya kami tentara pembebasan,” tutur Arnoldus.