TEMPO.CO, Bandung - Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dedi Supandi mengatakan, sekolah tatap muka penuh masih menunggu perkembangan kasus Covid-19. Namun, ia menyebut kemungkinan sekolah tatap muka bisa dilaksanakan Februari 2022.
“Kepastian di semester genap ini, sebenarnya kita berharap di 100 persen bisa melakukan tatap muka. Hanya terkait dengan isu Omicron maka kita menunggu,” kata dia yang juga Ketua Divisi Percepatan Vaksinasi, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Barat, Rabu, 29 Desember 2021.
Dedi mengatakan, berkaca dari pengalaman tahun lalu terjadi lonjakan kasus Covid-19 setelah libur Natal dan Tahun Baru. “Pengalaman tahun kemarin setelah libur Nataru, dua pekan setelah itu (kasus) naik. Jadi kita mengungu evaluasi pasca liburan Nataru seperti apa,” kata dia..
Dedi mengatakan, semester genap untuk SMA akan dimulai pada 10 Januari 2022. Rencananya dalam dua pekan pertama belum diberlakukan tatap muka penuh. Pembelajaran sekolah dilakukan dengan sistem hybrid, yakni 50 persen siswa mengikuti pembelajaran dengan tatap muka, dan sisanya daring.
“Nanti seiring dengan perkembangan itu dalam dua pekan kita lakukan evaluasi. Dari evaluasi itu kita akan lakukan full 100 persen atau masih tetap 50 persen,” kata Dedi.
Dedi mengatakan, pembelajaran dengan tatap muka penuh 100 persen di Jawa Barat diperkirakan baru dimulai Februari 2022. “Kemungkinan di awal Februari,” kata dia.
Dedi mengatakan, melihat status PPKM di kabupaten/kota di Jawa Barat saat ini tidak ada yang berada di Level 4. “Rata-rata di Level 2 bahkan ada yang Level 1. Kalau pembelajaran tatap muka sesuai aturan sudah boleh untuk Level 3,” kata dia.
Kendati untuk tatap muka penuh dengan kapasitas 100 persen diharapkan hanya dilakukan di daerah dengan status PPKM Level 1. “Tapi kita lagi menunggu kondisi perkembangan status aktif pasca libur Nataru ini,” kata Dedi.
Dedi mengatakan, saat ini cakupan vaksinasi di seluruh daerah di Jawa Bara sudah menembus 70 persen populasi untuk dosis satu. “Per hari ini persentase dosis pertama sudah di 74,22 persen,” kata dia.
Sementara untuk vaksinasi Covid-19 dosis dua baru mencapai 64 persen.
Dedi mengatakan, vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun di Jawa Barat saat ini baru digelar di 9 kabupaten/kota. Sebagian besar belum bisa mencapai target vaksinasi lansia di atas 60 persen sebagai syarat daerah tersebut boleh menggelar vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun.
“Hampir seluruhnya sudah di atas 70 persen (dosis pertama). Cuma ada beberapa kabupaten/kota yang belum bisa mencapai target lansia 60 persen,” kata Dedi.
AHMAD FIKRI
Baca: Kemenkes Sebut Pasien Omicron Nyaris Tanpa Gejala, Hanya Batuk Ringan